Jakarta -
Nilai tukar
rupiah terhadap dolar
Amerika Serikat (AS) menguat. Rupiah mulai menunjukkan kekuatannya untuk bangkit meninggalkan level Rp 14.900-an/US$
Kebangkitan
rupiah ini terjadi sejak Kamis (6/9/2018) hingga Jumat (7/9/2018). Bahkan, pada Jumat malam (7/9/2018), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh level Rp 14.800/US$.
Merespons kondisi tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersyukur rupiah kembali menguat. Perry menyebutnya sebagai sebuah karunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini karunia Allah untuk kita, rupiahnya stabil dan menguat," kata Perry di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (7/9/2018).
Perry menambahkan pemerintah juga melakukan sejumlah langkah stabilisasi nilai tukar rupiah. Saat ini kebijakan B20 sudah diimplementasikan, kemudian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga sudah mengumumkan pembatasan barang impor.
Lalu sejumlah langkah terkait pariwisata sudah dilakukan. "Karena hal-hal itu akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah ke depan," ujar Perry.
Berikut penjelasan lengkap Perry Warjiyo menanggapi penguatan rupiah:
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat mulai meninggalkan level Rp 14.900an. Ini terjadi karena tekanan dolar AS kepada rupiah mulai mereda.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan penguatan ini terjadi karena pemerintah dan BI sudah melakukan langkah konkret untuk menurunkan defisit transaksi berjalan.
"Ini karunia Allah untuk kita, rupiahnya stabil dan menguat," kata Perry di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (7/9/2018).
Dia menjelaskan pemerintah juga melakukan sejumlah langkah untuk upaya stabilisasi nilai tukar rupiah. Saat ini kebijakan B20 sudah diimplementasikan, kemudian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga sudah mengumumkan pembatasan barang impor.
Lalu sejumlah langkah terkait pariwisata sudah dilakukan. "Karena hal-hal itu akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah ke depan," ujar Perry.
Perry menambahkan BI mengapresiasi pengusaha yang mempunyai hasil devisa dan valuta asing untuk menjual valasnya. Hal ini disebut akan menambah pasokan valas di pasar.
"Di pasar dua hari ini supply demand berlangsung baik, ini adalah bagian penting mengenai nilai tukar yang stabil," jelas dia.
Kemudian, BI terus memfokuskan diri untuk menjaga nilai tukar rupiah dengan sejumlah langkah yang dilakukan.
Saat ini dengan bertambahnya supply dan mekanisme pasar yang makin kuat di pasar diharapkan bisa terus mendorong penguatan nilai tukar rupiah.
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah jumat malam (7/9/2018) menyentuh level Rp 14.800. Mata uang negeri Paman Sam tersebut menunjukkan grafik pelemahan lebih kontras dibanding Kamis (6/9) kemarin.
Demikian dikutip detikFinance dari data perdagangan Reuters, Jumat (7/9/2018). Dengan demikian rupiah sepanjang hari ini (jam 19.15 WIB) berhasil apresiasi 0,66% dengan pergerakan dari 14.800 hingga 14.899.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan penguatan rupiah hari ini terjadi di tengah sentimen positif dari melemahnya dolar AS dipengaruhi oleh berita bahwa Trump mengancam trade fight dengan Jepang. Selain itu juga didorong oleh penguatan GBP atas ekspektasi perkembangan positif dari proses negosiasi Brexit.
"Penguatan tersebut menjadikan penguatan tertinggi untuk hari ini di Asia," kata Nanang kepada detikFinance.
Menurut Nanang, pelemahan dolar AS juga dipengaruhi oleh rilis data AS yang mixed, yaitu pesanan pabrikan AS dan permintaan jasa yang melemah terhadap data non manufaktur yang menguat menjelang rilis data ketenagakerjaan malam ini di mana pendapatan non petani dan pekerja tidak tetap diperkirakan membaik.
Dia menyebutkan pada sesi siang, rupiah sempat mengalami tekanan pelemahan karena tingginya permintaan valas oleh korporasi dan repositioning dana portfolio asing dari obligasi dan saham.
"Untuk menjaga momentum positif dan memperkuat kepercayaan terhadap rupiah, Bank Indonesia hari ini tetap berada di pasar," jelas dia.
Bank Indonesia (BI) mengapresiasi pengusaha yang menukarkan devisa hasil ekspor (DHE) atau dolar Amerika Serikat (AS) miliknya ke rupiah. Langkah tersebut dinilai mampu menambah pasokan dolar AS di pasar valuta asing (valas).
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan BI juga berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah dengan melakukan intervensi ganda di pasar valas dan pasar surat berharga negara (SBN).
"BI mengapresiasi pengusaha yang punya devisa atau balas dan mereka menjual dolar AS nya. Ini menambah supply di pasar dalam dua hari ini. Nilai tukar menjadi stabil," kata Perry di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (7/9/2018).
Perry menambahkan, dalam upaya stabilisasi BI juga melakukan koordinasi erat dengan pemerintah, pengusaha baik pusat maupun daerah untuk menciptakan situasi kondusif di sektor ekonomi dan keuangan.
Kepala Pusat Studi Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Tony Prasentiantono menjelaskan meskipun sudah ada penguatan rupiah, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus tetap waspada karena ada faktor eksternal.
Kemudian pemerintah juga harus berhemat devisa dengan melakukan pemilihan proyek-proyek yang menggunakan sedikit devisa.
"Kalau di Malaysia Perdana Menteri Mahathir menjadwalkan atau menyetop proyek kereta cepat Kuala Lumpur-Singapura, kita juga perlu melakukannya untuk kereta cepat Jakarta-Bandung. Jadi harus lebih konservatif membelanjakan devisa," kata Tony saat dihubungi detikFinance, Jumat (7/9/2018).
Dia mengungkapkan pemerintah juga harus berupaya melakukan pemangkasan impor agar current account deficit bisa ditekan menjadi di bawah 3% terhadap produk domestik bruto (PDB). Proyek-proyek tersebut harus dijadwalkan ulang.
Tony menjelaskan pemerintah memang tidak bisa melakukan peningkatan ekspor dalam waktu sekejap. Namun, jika impor bisa direm dengan cepat.
Dia menambahkan masyarakat tidak perlu panik dengan kondisi yang terjadi saat ini. Tidak perlu percaya dengan pesan-pesan yang beredar di jejaring sosial dan pesan instan.
Halaman Selanjutnya
Halaman