"Per 2 September 2018, realiasi satu juta rumah ada 684.000 unit lebih. Prognosa sampai akhir Desember diperkirakan 1 juta lebih. Kita optimis," kata Direktur Rumah Umum dan Komersial Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Yusuf Hari Agung dalam paparannya di Menara BTN, Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Program sejuta rumah gagal mencapai targetnya pada tahun-tahun sebelumnya. Realisasi pada tahun 2015 sebesar 699.770 unit, tahun 2016 sebesar 805.169 unit dan 2017 sebesar 904.758 unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Batas Harga Rumah Subsidi Bakal Diubah |
Adapun dari realisasi sebesar 684.727 unit yang sudah terbangun sampai September 2018, 70% di antaranya merupakan hunian MBR dan sisanya adalah hunian komersil atau non MBR.
Sejumlah strategi yang dilakukan dalam mencapai target sejuta rumah di antaranya pembangunan fisik perumahan dari pemerintah, pembangunan perumahan oleh pengembang dengan subsidi, dan pembangunan perumahan oleh pengembang yang tak disubsidi.
Dari rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya kontribusi yang diharapkan sebesar 20%, dari bantuan subsidi ke pengembang lewat program KPR FLPP, SSB, dan BUM sebesar 30%, dan sisanya lewat pembangunan hunian oleh swasta dan swadaya yang dibantu pemerintah lewat regulasi kemudahan perizinan, harga rumah MBR, infrastruktur dan lainnya.
Baca juga: Ini 5 Persoalan Bangun Rumah di RI |
"Kemampuan pemerintah dalam sediakan APBN hanya 20%. Seperti rusunawa, rumah khusus, PSO dan swadaya dan 30% nya rumah subsidi seperti FLPP, SSB, dan BUM. Yang 50% nya justru pembangunan dari non subsidi. Upaya pemerintah dengan mendorong pembangunan MBR khususnya lewat deregulasi perizinan," kata Yusuf.
Saksikan juga video 'PUPR Bantu Warga Lombok Bangun Rumah Tahan Gempa':