Total nilai kontrak pembangunan dari keempat paket tersebut sebesar Rp 585,5 miliar atau lebih kecil dari pagu yang disiapkan sebesar Rp 620 miliar. Sumber pembiayaan pembangunan tersebut berasal dari dana surat berharga syariah negara atau sukuk.
Masa konstruksi proyek ini akan berlangsung selama 465 hari atau hingga akhir 2019 mendatang. Proyek ini dilaksanakan oleh kontraktor swasta dan BUMN di antaranya PT Istaka Karya, PT Modern Widya Technical, PT Abun Sendi dan PT Nindya Karya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kontrak ini cukup besar. Kalau ini SBSN, mungkin tidak berpengaruh ke kurs rupiah dan dolar (beban utangnya). Tapi saya minta kontrol penggunaan TKDN nya. Saya minta 100%," kata Sugiyartanto di Gedung Bina Marga Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (14/9/2018).
Sugi meminta agar pelaksanaan administrasi proyek dilakukan dengan cermat dari awal sehingga meminimalisir terjadinya klaim yang bisa menunda penyelesaian proyek. Untuk itu dia berharap proyek ini bisa rampung lebih cepat dibanding waktu pelaksanaan yang ada dalam kontrak.
"Waktu pelaksanaan 465 hari, tapi kalau bisa lebih cepat, dari yang harusnya akhir tahun, bisa selesai di Agustus 2019 ya kenapa tidak? Saya berharap supaya potensi nilai manfaat lebih awal bisa dinikmati. Agar dari sisi cost transport juga bisa lebih cepat kita pangkas," katanya.
Adapun rincian paket pekerjaan yang akan dilaksanakan di antaranya preservasi rehabilitasi jalan BTS Riau-Merlung I sepanjang 30 km. Kemudian preservasi konstruksi jalan BTS Riau-Merlung II sepanjang 31,22 km.
Lalu preservasi rehabilitasi mayor jalan Merlung-BTS Kabupaten Tanjab-Simpang Tuan 71,36 km, dan terakhir preservasi rehabilitasi mayor jalan Simpang Tuan-Mendalo Darat (Simpang Tiga)-BTS Kota Jambi-Tempino-BTS Provinsi Sumsel sepanjang 82,35 km.
Ditjen Bina Marga sendiri mendapatkan alokasi pendanaan dari SBSN sebesar Rp 7,6 triliun pada tahun 2018. Pendanaan dari SBSN mencapai 19% dari total pagu di Bina Marga sebesar Rp 40 triliun. Proyek-proyek jalan dan jembatan lainnya yang menggunakan anggaran dari SBSN pada tahun ini tersebar di sejumlah provinsi di antaranya Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumsel, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi dan sejumlah ruas jalan perbatasan. (eds/hns)