Ongkos Impor Beras Naik Gara-gara Dolar AS Ngamuk

Ongkos Impor Beras Naik Gara-gara Dolar AS Ngamuk

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Jumat, 14 Sep 2018 18:26 WIB
Foto: Pradita Utama
Jakarta - Pemerintah menurunkan harga beras medium Operasi Pasar (OP) menjadi Rp 8.250 perkilogram di pengecer, dengan harapan sampai di tangan konsumen di harga Rp 8.500.

Direktur Pengadaan Bulog, Bachtiar menjelaskan sebabnya adalah karena harga beras impor mengalami kenaikan. Ada selisih harga sebesar Rp 1.400 per kilogram, antara importasi beras tahun 2018 ini dengan importasi pada tahun 2016 lalu.

"Untuk tahun sekarang kita impor, bila dibanding dengan impor 2016, itu (dulu) harganya US$ 398, sedangkan yang sekarang US$ 457,36. Jadi selisihnya itu antara Rp 6.018 dan Rp 7.500, selisih Rp 1.400 per kilogram," jelas Bachtiar saat turut melakukan pengecekan stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jumat (14/9/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Direktur Utama Bulog Budi Waseso menambahkan, dengan adanya selisih harga itu, sulit bagi Bulog untuk bisa bersaing dengan harga beras lokal saat melakukan OP.

"Dengan selisih harga yang lebih mahal, kita kalau Operasi Pasar menggunakan beras impor jadi lebih mahal. Ditambah lagi kalau kita (tambah impor) kurs dolar meningkat. Itulah sebabnya, kita menghindari impor," ujar Buwas.

Meski demikian, harga beras medium lokal terkendali karena stok di pasar relatif aman.

Saat melakukan pengecekan bersama Dirut Bulog ke Pasar Induk Kramat Jati dan PIBC, Menteri Pertanian menemukan ketersediaan beras lokal di pasar masih banyak.

"Cipinang kita cek (stok) 47 ribu ton. Kemudian harga terendah yang kami cek, harga terendah kita lihat bersama tadi itu ada Rp 8.200 per kilogram," ujar Mentan.


Terjaganya stok beras di pasar menurut Amran karena produksi yang juga terhadap di musim kemarau.

"Sekarang ada paradigma baru dengan menggunakan teknologi baru, kita meningkatkan tanam di musim kering yang biasanya 500 ribu ha menjadi 1 juta ha, naik dua kali lipat pada saat musim kering. Kata kuncinya adalah kita tetap produksi di musim kemarau," jelas Amran. (dna/dna)

Hide Ads