Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, turunnya nilai ekspor disebabkan oleh menurunnya jumlah produksi. Hal itu tak lepas dari perpindahan pengelolaan blok-blok asing. Blok asing selama ini memproduksi minyak dan mengekspornnya ke luar negeri.
"Ekspor turun iya, karena ada blok yang dulunya milik asing Total terutama Mahakam sekarang menjadi milik Pertamina. Kedua, penurunan produksi sekitar 30 ribu barel per day sehingga ekspor turun," kata dia di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (17/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, impor meningkat karena meningkatnya kegiatan ekonomi. Hal tersebut juga tercermin dari meningkatnya produksi batubara.
"Apakah impor turun? Harusnya impor turun. Tapi pada kenyataan impor naik kan, impor naik ini. Ada dua, kegiatan ekonomi yang naik misalnya, dulu yang BBM solar kita produksi, RKAB dari tahun lalu ke tahun sekarang batubara aja 20%. Kegiatan ini impor BBM naik, iya," jelasnya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 1,02 miliar pada bulan Agustus 2018. Defisit tersebut terjadi karena disebabkan defisit dari migas yang mencapai US$ 1,6 miliar. (zlf/zlf)