Jokowi Tanam Jagung di Gunung hingga Kuburan

Jokowi Tanam Jagung di Gunung hingga Kuburan

Sudrajat - detikFinance
Selasa, 18 Sep 2018 15:26 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Pada 2015, Indonesia mengimpor jagung untuk pakan ternak sebanyak 3,5 juta ton. Setahun berikutnya jumlah impor merosot menjadi 1,3 juta ton, dan pada 2017 zero impor.

"Maret tahun ini kita malah ekspor jagung ke Filipina 60 juta ton dari kontrak 100 juta ton, nilainya setara Rp 10 triliun. Ini sejarah pertama sektor pertanian kita," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat blak blakan dengan detikFinance yang tayang pada Selasa (18/9) pukul 13.00 WIB.

Meroketnya pasokan jagung, ia melanjutkan, tak lepas dari antusiasme para petani untuk menanam jagung. Hal itu terjadi setelah pemerintah menetapkan harga beli jagung dari semula cuma Rp 1.000 per kilogram menjadi Rp 3.150 per kilogram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saking antusiasnya menanam jagung karena harga jual mereka tinggi, hampir semua lahan kosong ditanami jagung. Ada yang memanfaatkan pinggiran jalan seperti di Lampung, pematang sawah, pegunungan seperti di Jeneponto, Sulawesi Selatan.

"Bahkan kuburan pun ditanami jagung, itu di Yogyakarta. Jadi, petani itu tak usah disuruh-suruh asal komoditas itu menguntungkan pasti mereka tanam," kata Amran.


Selain jagung, komoditas lain yang selama bertahun-tahun diimpor dari luar negeri tapi sekarang malah diekspor adalah bawang merah. Juga mengkespor domba ke Malaysia, ayam dan telur ke Jepang, serta buah manggis ke China.

Ke depan, Kementerian Pertanian akan menganggarkan Rp 5,5 triliun untuk penyediaan berbagai bibit buah dan pupuk yang akan dibagikan kepada para petani selama dua tahun secara gratis. Selain itu, Amran juga berobsesi untuk mengembalikan Indonesia sebagai negeri yang kaya rempah-rempah seperti beberapa abad lampau. Untuk itu, pemerintah akan menyiapkan 30 juta batang bibit rempat yang juga akan dibagikan gratis kepada para petani.

"Dulu Belanda dan VOC datang kan untuk mencari rempah-rempah buka membuka tambang di sini. Jadi kita akan kembalikan kejayaan rempah-rempah ini, insyaallah dalam tiga tahun bisa pembibitan," jelas Amran.


(jat/ang)

Hide Ads