"Terkait program manajemen KKP kita lakukan efisiensi dan menghemat. KKP mengembalikan uang pada negara Rp 8,09 triliun sampai tahun kemarin. Tahun ini Rp 1 triliun, jadi 2 tahun KKP berhasil melakukan penghematan Rp 9 triliun. Kalau semua menghemat negara tidak perlu lagi defisit," jelas dia di Gedung KKP, Jumat (21/9/2018).
Salah satu pos anggaran yang berhasil dihemat adalah anggaran perjalanan dinas. Susi mengatakan, berkat adanya penghematan tersebut, KKP bisa meningkatkan alokasi dana untuk bantuan pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya peningkatan alokasi untuk bantuan ke masyarakat terutama untuk kalangan nelayan, kinerja sektor perikanan nasional pun ikut terdongkrak. Susi mencatat, pada smester 1 tahun 2017, ekspor ikan yang berhasil di dilakukan mencapai 475 ribu ton dengan nilai US$ 2,0 miliar. Sementara perhitungan ekspor dalam durasi setahun di tahun 2017 mencapai 1.078 ribu ton dengan nilai US$ 4,52 miliar atau setara Rp 66 triliun.
Sementara pada tahun 2018 tepatnya pada semester 1 2018 yang baru berjalan 9 bulan saja, ekpor sektor perikanan sudah mencapai 510 ribu ton dengan nilai US$ 2,2 miliar atau setara Rp 32 triliun.
Susi menjelaskan nantinya diharapkan kuota pengiriman ikan akan naik di akhir tahun 2018. Pasalnya masa panen ikan untuk di kawasan timur dan Jawa selatan baru akan terjadi pada Oktober mendatang.
"Kita harapkan akhir tahun akan ada pelonjakan karena musim ikan itu wilayah timur, kalau hujan reda penangkapan bagus mulai Oktober. Jawa selatan juga sama baru musim hujan ini udang, ikan, lobster pada keluar," jelas dia. (dna/dna)