Direktur utama BTN Maryono menjelaskan target tersebut mencakup kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi dan non subsidi. Dia menjelaskan pameran IPEX pada 2016 telah menghasilkan kredit baru sebesar Rp 8,3 triliun. Kemudian pada 2017 naik menjadi Rp 14,3 triliun dan pada Februari 2018 sebesar Rp 9,3 triliun.
"Bank yang sudah menyalurkan KPR selama 42 tahun ini membidik angka sekitar Rp 4,5 triliun yang disiapkan untuk mendukung KPR non subsidi dan KPR Subsidi sebesar Rp 500 miliar," kata Maryono di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (22/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, langkah BTN untuk memenuhi target program sejuta rumah terus melaju. Per Agustus 2018, BTN sudah merealisasikan KPR subsidi sebanyak 128.218, sementara KPR non subsidi sebanyak 34.559 unit rumah atau total 162.777 unit rumah atau setara dengan Rp 27,2 triliun.
Secara total, angka tersebut naik 12,7% dibandingkan pencapaian Agustus tahun 2018 yang mencapai 144.482 unit rumah atau setara dengan Rp 23,10 triliun.
Pencapaian program sejuta rumah juga dikejar BTN lewat komitmen kredit konstruksi yang mendukung penyaluran KPR. Per Agustus 2018 BTN sudah mencairkan kredit konstruksi untuk menyokong KPR Subsidi bagi 227.350 unit sedangkan kredit konstruksi untuk menyokong KPR non subsidi disalurkan untuk 113.841 unit.
Jadi, secara keseluruhan baik KPR maupun kredit konstruksi demi mendukung program sejuta rumah, BTN sudah mencapai sekitar 67,20% atau setara dengan 503.968 unit dari target tahun ini yang dipasang 750.000 unit.
"Kami masih on track untuk menjaga pertumbuhan KPR di atas 20% dibandingkan tahun lalu," kata Maryono. (kil/ara)