Ada beberapa pengembangan yang dilakukan mulai dari perluasan landasan pacu sebesar 45x200 meter atau 9 ribu meter per segi (m2). Saat ini runaway Bandara Komodo sepanjang 2.250 meter nantinya akan bertambang menjadi 2.450 meter.
"Jadi nanti bisa melayani pesawat Boeing 737 seri 800," kata Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan Polana B. Pramesti di Gedung BKPM, Jakarta, Selasa (25/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu tempat parkir pesawat atau apron akan diperluas sebesar 11.100 m2. Terminal penumpang domestik juga diperluas sebesar 24.949 m2.
Bandara Komodo juga nantinya akan dibangun terminal penumpang internasional seluas 5.343 m2. Perluasan ini untuk menunjang wisatawan asing di Labuan Bajo yang diperkirakan akan terus meningkat.
Selain itu ada pula pembangunan terminal cargo 1.994 m2, perluasan area parkir kendaraan 31.447 m2, fasilitas penunjang 6.878,8 m2 dan beberapa fasilitas lainnya.
Hari ini Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) bersama dengan Kementerian Perhubungan menggelar market sounding atau penjajakan pasar dengan mengumpulkan sekitar 150 calon investor dan konsultan.
Proyek pengembangan Bandara Komodo sendiri ditaksir membutuhkan dana sebesar Rp 3 triliun. Angka itu terbagi dalam kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1,17 triliun dan untuk biaya operasional (operational expenditure/opex) sebesar Rp 1,83 triliun.
Ditargetkan mulai pra kualifikasi dan lelang mitra KPBU pada Oktober 2018, sehingga penetapan hasil lelang bisa diputuskan pada November 2018. Untuk financial close diharapkan selesai pada semester I-2019 sehingga proses kontruksi sudah mulai dilakukan pada semester II-2019.
Saksikan juga video 'Memulai Pembangunan Bandara Yogya yang Mandek 7 Tahun':
(das/eds)