"Dibutuhkan setidaknya 2 juta hingga 3 juta penduduk di daerah ekspansi, untuk memenuhi skala ekonomi satu pabrik pakan ternak," ujar Sudirman dalam keterangan tertulis, Selasa (2/10/2018).
Sudirman menambahkan, ada 2 pabrik pakan yang akan dibangun di Kalimantan Selatan tahun depan. Lima tahun ke depan, ada 3-4 pabrik baru akan dibangun di Sulawesi. Hingga kini, dari 91 pabrik pakan se-Indonesia, 66 pabrik di antaranya berada di Pulau Jawa.
Langkah pengusaha ini merespons pemerintah yang mengimbau pelaku industri peternakan membangun sentra di sekitar pusat produksi jagung untuk menekan biaya logistik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mayoritas jagung yang berlimpah itu di luar Pulau Jawa. Sudah saatnya sentra peternakan bergerak mendekati pusat produksi jagung di luar Pulau Jawa," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementan Sumardjo Gatot Irianto, di Jakarta, Senin (1/10/2018) kemarin.
Sentra produksi jagung diharapkan terintegrasi dengan pabrik pakan ternak, dan peternakan. Menurut Gatot, integrasi sentra menunjang ketersediaan pasokan, keterjangkauan, dan tingkat kemampuan pembelian.
Pemerintah menyampaikan imbauan ini menyusul keluhan pelaku usaha pakan dan peternakan ayam akan kenaikan harga jagung, hingga merayu pemerintah kembali membuka keran impor jagung.
Menurut Gatot, saat ini harga jagung memang naik. Namun pada Juni-Juli lalu harga jagung turun, tetapi petani sabar menunggu.
"Sekarang saatnya petani merasakan harga yang baik namun masih tergolong wajar. Dan ini terjadi partially (sebagian). Tidak di semua wilayah begitu. Jangan hanya dengar pengusaha yang minta keran impor dibuka, karena ada juga pabrik yang bilang stok masih cukup untuk produksi hingga akhir tahun," ujar Gatot. (dna/dna)