Gara-gara Ini, Kereta di RI Tertinggal Jauh dari Jepang

Gara-gara Ini, Kereta di RI Tertinggal Jauh dari Jepang

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Kamis, 04 Okt 2018 18:35 WIB
Foto: KAI
Jakarta - Komisaris PT KAI Suhono Harso Supangkat menjelaskan mengenai kondisi perkeretaapian di Indonesia yang saat ini masih tertinggal jauh dibandingkan beberapa Negara lain, contohnya Jepang.

Suhono yang pernah tinggal di Jepang selama enam tahun menjelaskan, kebiasaan masyarakat Jepang untuk menggunakan kereta api sebagai trasnportasi utama sudah menjadi tren dari gaya hidup.

Ketepatan, kecepatan dan tingkat keamanan dari kereta api di Jepang yang membuat masyarakat disana lebih memilih untuk menggunakan kereta api dibandingkan metode trasnporasi lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya enam tahun di Jepang, kalau disana mobile pakai KA itu sudah jadi lifestyle," jelas dia dalam sebuah diskusi mengenai Perkembangan Perkereta Apian di Indonesia, bersama para insinyur dan pakar transportasi di Café Tjikini Lima, Kamis (4/10/2018).


Hal yang meng hambat pemanfaatan kereta sebagai gaya hidup bertarnsportsi bagi masyarakat perkotaan adalah karena tempat-tempat transit atau stasiun kereta belum terkoneksi dengan pusat-pusat pemukiman. Masyarakat masih harus menempuh jalan yang jauh bahkan menumpang transportasi rumah dari stasiun kereta menuju rumahnya.

Akibatnya, kereta di Indonesia masih menjadi pilihan akhir dibandingkan transportasi lainnya. Misalnya angkutan kota, kendaraan pribadi sampai ojek online, padahal dari sisi efisiensi dan keselamatan KA masih unggul dibandingkan trasnportasi lainnya.

"Pertama keselamatan, kemudian penumpang kita bisa nampung banyak. Kemudahan, karena faktor keselamatan dan kenyamanan dan mudah. Nah ujung-ujungnya kalau penumpang bisa bergerak bisa selamat dia jadi pilihan," kata dia.


Ia menjelaskan, selain jika dibandingkan dengan Negara Jepang juga Indonesia masih ketinggalan dari segi pengangkutan barang dibandingkan dengan negara lain. Misalnya Thailad, Malaysia dan Vietnam.

"Nah di situ lah tantangan bagaimana mobilitas penduduk dan barang jadi lebih cepat. Bahwa kemampuan mobilitas barang dan penumpang Indonesia di bawah Thailand Malaysia dan Vietnam," jelas dia. (dna/dna)

Hide Ads