Ia mengunjungi booth Brikopi yang ada di dekat ruang Uluwatu di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada Rabu sore. Booth kopi ini ditujukan untuk donasi yang hasilnya disumbangkan untuk korban gempa Lombok dan Palu. Jadi, setiap gelas kopi yang keluar akan dihitung untuk sumbangan sebesar Rp 100.000, setiap harinya booth menargetkan bisa memberikan 500 gelas kopi.
Perry memesan kopi hitam. Kemudian barista Harison Chandra membuatkan kopi Toraja campur Mandhailing. Pria kelahiran Sukoharjo ini sangat menyukai aroma kopi campuran pahit itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan diplomasi kopi yang ia dan departemennya lakukan selalu berhasil. Karena banyak orang luar negeri yang sangat menyukai aroma dan rasa kopi dari Indonesia.
"Biasanya kalau di negara lain kan beda, tidak seperti kopi Indonesia. Punya khas tersendiri," ujar dia.
Ia mengaku menyukai semua jenis kopi Indonesia. Pasalnya, setiap kopi memiliki karakteristik yang unik. Sehingga rasanya tak cukup jika hanya 'ngefans' dengan satu jenis kopi.
Perry menjelaskan kopi memiliki khas yang berbeda, misalnya kopi Bali yang lebih heavy jika minum satu gelas bisa langsung melek, namun punya tingkat keasaman yang tinggi.
Baca juga: Harga Premium Batal Naik, IHSG Anjlok 2,2% |
Kemudian, jika ia menginginkan aroma yang kuat maka ia menyesap kopi Toraja, Mandhailing atau Gayo. Jenis kopi tersebut aromanya lebih kuat. Nah inilah yang membuat Perry memfavoritkan semua kopi. Menurut perry dari kopi-kopi itu bisa disesuaikan dengan waktu, misalnya jika pagi hari ia ingin kopi dengan rasa yang lebih kuat maka ia minum kopi Bali, Jatim atau Flores. Jika siang atau santai bisa yang aromanya enak seperti Mandhailing.
"Memang sih saya belum bisa bagaimana mencampurnya, tapi kan sekarang ada mesinnya ya, he he he," ujar Perry.
Perry mengungkapkan, saat ini dirinya sudah bisa memahami jika lambungnya sudah kelebihan kopi, maka ia akan berhenti. Namun meskipun gemar meminum kopi tak mempengaruhi rasa kantuk pada dirinya.
"Ya meskipun saya suka ngopi, nggak ada pengaruh ke saya kalau ngantuk ya saya tidur-tidur aja tuh," imbuh dia.
Di kantornya, Perry juga memiliki beberapa jenis kopi yang siap diseduh jika ia ingin menyeruput. Ia mengumpulkan kopi-kopi tersebut jika berdinas ke daerah.
"Kopi itu karunia Allah, harus dinikmati. Saya minum kopi tanpa gula, karena saya mau rasakan kopinya bukan gulanya," ujar dia.
![]() |
Tonton juga 'Catat! Gelaran IMF-World Bank Bukan untuk Tambah Utang Negara':
(kil/eds)