Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual menjelaskan, impor minyak adalah penyumbang terbesar CAD di Indonesia. Pasalnya angka impornya terbilang tinggi.
"Kan salah satu defisit terbesar itu sebenarnya bukan barang konsumsi. Itu cuma sekitar 5% dari total impor. Yang besar justru dari bahan baku, salah satunya minyak," kata dia kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (11/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari sisi volumenya kita harapkan ada perubahan. Kalau misalnya harga naik kan berarti juga ada perlambatan konsumsi yang kita harapkan," sebutnya.
Selain itu, jika pemerintah menaikkan harga premium bakal memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar. Hal itu karena pemerintah dinilai konsen terhadap masalah CAD yang tidak bagus buat perekonomian Indonesia.
Apabila pelaku pasar menyambut baik langkah tersebut, diharapkan arus modal yang keluar dari Indonesia bisa ditahan. Modal yang tertahan di dalam negeri juga berpengaruh terhadap membaiknya CAD.
"Yang salah satunya yang kita harapkan ada sentimen positif ya. Jadi paling tidak aliran modal keluar bisa dikurangi," tambahnya.
Tonton juga 'BUMN Tak Tahu Rencana Kenaikan Harga Premium':
(eds/eds)