Melansir Reuters, Jumat (12/10/2018), minyak mentah Brent berjangka naik 13 sen menjadi US$ 80,39 per barel, setelah kemarin jatuh 3,4%. Ini merupakan posisi terendah sejak 24 September 2018 di level US$ 79,80.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 11 sen menjadi US$ 71,08 per barel, setelah jatuh 3% di sesi sebelumnya yang merupakan posisi terendah sejak 21 September.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Harga Premium Batal Naik, Ini Dia Dampaknya |
Persediaan minyak mentah AS naik 6 juta barel pada pekan lalu. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengurangi perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun depan. Alasan headwinds menghadapi ekonomi yang lebih luas dari sengketa perdagangan dan pasar-pasar berkembang yang bergejolak. OPEC melihat pasokan minyak mentah dibuat lebih hati-hati untuk mencegah banjirnya pasokan di tahun depan.
"Kita tetap mengestimasi permintaan minyak tumbuh 1,2 juta ke 1,5 juta barel per hari tahun ini, dan melihat risiko perlambatan di 2019 bila tensi perang dagang naik," tutur Analis riset dari ANZ dalam laporannya risetnya.
Di Teluk AS Meksiko, produsen minyak telah memangkas produksi hingga 40% pada karena adanya Badai Michael. Pemangkasan produksi itu mewakili 680.107 barel per hari produksi minyak.
Baca juga: Pemerintah Labil Soal Nasib Harga Premium |
Badai Michael menerjang pantai Florida pada hari Rabu. Ini merupakan badai terkuat ketiga yang menyerang daratan AS dan menyebabkan sedikitnya tujuh orang tewas. (das/zlf)