Tim Business Comercial Center, Gunanjar, menuturkan ada beberapa tantangan yang dihadapi maskapai dalam mengirimkan bantuannya, Tantangan tersebut salah satunya ialah terbatasnya slot penerbangan. Sebab, penerbangan menuju Palu mulanya diutamakan untuk TNI.
"Kendala lebih ke slot saja, jadi gini pada saat itu bandara tutup, banyak orang mau keluar masuk, yang ada itu hanya penerbangan Hercules TNI," kata dia di Grand Hyatt Hotel Jakarta, Jumat (12/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, pesawat Susi Air baru bisa terbang ke Palu pada 29 September 2018 atau sehari pasca gempa.
Tantangan selanjutnya ialah masalah komunikasi. Sebagaimana diketahui, Air Traffic Controller (ATC) Bandara SIS Al Jufrie roboh dan menghalangi komunikasi.
Dirinya mengaku tak terlalu memahami hal teknis tersebut. Yang pasti, pesawat Susi Air bisa mendarat.
"ATC kan roboh, komunikasi susah, mau minta izin susah," ujarnya.
Sementara, untuk penerbangan dan pendaratan di bandara tidak ada masalah berarti. Sebab, landas pacu hanya sebagian kecil yang rusak dan bisa dilalui pesawat.
Pada penyaluran bantuan bencana ini, Susi Air menggunakan beberapa pesawat seperti Piaggio P180 Avanti II, Cessna Grand Caravan C208B, dan LET 410 UVP-E20.
"Nggak ada masalah (takeoff landing), walaupun ada kerusakan ujungnya saja, jadi sisanya bisa dipakai," terangnya. (zlf/zlf)