"Nilai impor September 2018 US$ 14,60 miliar, turun sebesar 13,18% dibanding Agustus 2018, year on year meningkat 14,18%," tutur Deputi Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti dalam jumpa pers di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (15/10/2018).
Dia menambahkan, untuk impor kategori migas dan non migas juga tercatat mengalami penurunan. Untuk impor migas turun 25,2% dan non migas turun 10,52%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penurunan impor migas disebabkan karena nilai minyak mentah turun 31,9% diikuti dengan penurunan volume 30,01%. Kemudian nilai hasil minyak juga turun 23,06% diikuti penurunan volume 20,6%.
"Nilai gas dan volumenya juga turun. Jadi secara umum rata-rata harga agregatnya mengalami kenaikan," kata Yunita.
Penurunan tren impor juga terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Fenomena ini disebut menjadi pola tahunan.
"Impor September dibanding Agustus 2016 turun juga. Juga di 2017 alami penurunan. Artinya pola September 2018 sama dibanding kondisi di 2017 dan 2016," ujar Yunita. (ara/ang)