Tahir mengatakan, dengan menukar dolarnya ke rupiah diharapkan bisa membantu nilai tukar rupiah stabil di kisaran Rp 14.000 sampai Rp 15.000.
"(Harapannya) rupiah itu antara Rp 14.000-15.000. Memang harusnya di sana. Memang tidak ada alasan," katanya ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta Pusat, Senin (15/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menilai dengan kondisi Indonesia saat ini, idealnya rupiah memang berada di level tersebut. Berbeda dengan situasi Indonesia di tahun 1997-1998, ketika dolar AS tembus melewati Rp 15.000, imbasnya sangat negatif.
"Kan tahun 1997-1998 devisa tidak ada, asing kabur karena ada political problem. Pengusaha waktu itu belum begitu mature. Sekarang beda, semua ekonomi aktivitas jalan, tidak ada rush dalam rupiah. Ini masalah psikologis saja," paparnya.
Dolar yang dia tukarkan ke rupiah berasal dari kantong pribadinya, bukan uang perusahaan.
"Ini (pakai uang) pribadi, tidak ada kaitan dengan korporasi," kata pria yang juga CEO Mayapada Group itu di Kompleks Perkantoran Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Senin (15/10/2018).
Tahir bertemu langsung oleh Gubernur BI Perry Warjiyo untuk menyampaikan bukti bahwa dirinya sudah menukarkan dolarnya ke rupiah. Dolar yang ditukar, meliputi US$ 93 juta, dan SG$ 55 juta.
Tonton juga 'Lemahnya Rupiah Bisa Jadi Daya Tarik Investor Asing':
(zlf/zlf)