Anggota DPR mencecar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal dolar AS yang nilainya terus menekan rupiah. Anggota DPR Fraksi Partai Demokrat Wahyu Sanjaya menanyakan kepada Sri Mulyani bagaimana cara pemerintah untuk mengatasi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Kemudian dia menambahkan bagaimana BI menjaga rasio cadangan devisa untuk menjaga nilai rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu fraksi partai Amanat Nasional Primus Yustisio mencecar Sri Mulyani terkait perhitungan angka dolar AS yang masih menekan nilai rupiah.
Kemudian dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ecki Awal Mucharam menjelaskan bagaimana dampak jangka panjang jika dolar AS tetap di kisaran Rp 15.000.
Dari seluruh pertanyaan tersebut Sri Mulyani menjelaskan pemerintah membuat asumsi makro Indonesia dalam keadaan tenang. Karena apa yang dibuat akan dibahas lagi di DPR.
"Apakah kami resah, gundah, panik, rapuh, goyah? Bapak ibu, ini kami buat dengan perasaan tenang, karena saya tau DPR akan membahas ini. Kalau kita mau bertarung ide, ya bisa di sini karena ini (RAPBN) adalah kepentingan kita semua," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Selasa (16/10/2018).
Kemudian dia menjelaskan, dalam menentukan nilai dolar AS sulit tak bisa menggunakan ilmu sains.
"Kalau murni kursnya naik dan interest rate BI mengikuti The Fed maka neraca pembayaran harus dijaga dan growth ekonomi akan melemah," imbuh dia.
Dia mengungkapkan jika mengenai kurs gubernur BI adalah orang yang tepat untuk menjelaskan karena sesuai dengan Undang-undang dan mandat.
"Sesuai UU BI yang mengelola stabilisasi nilai tukar. Tapi ini didesain supaya harmonis dan menjaga ekonomi secara bersama sama," jelas dia. (kil/dna)