Tarif MRT Jakarta Rp 8.500 atau Rp 10.000/ 10 Km, Pilih Mana?

Tarif MRT Jakarta Rp 8.500 atau Rp 10.000/ 10 Km, Pilih Mana?

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 18 Okt 2018 15:34 WIB
MRT Jakarta/ Foto: Dok. MRT Jakarta
Jakarta - PT MRT Jakarta telah mengirimkan usulan tarif MRT Jakarta ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Usulan tersebut saat ini tengah dikaji oleh tim khusus yang telah dibentuk oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Agung Wicaksono mengatakan ada dua opsi tarif yang diusulkan oleh pihaknya. Usulan tersebut didasarkan atas konsep MRT sebagai backbone transportasi kota Jakarta, dengan berdasarkan hasil survei ridership terhadap willingness to pay untuk perjalanan rata-rata 10 km.


"Ada dua usulan yang kita sampaikan, bisa Rp 8.500 atau Rp 10.000 per 10 km," kata Agung dalam paparan di kantor MRT Jakarta, Gedung Wisma Nusantara, Jakarta, Rabu (17/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia bilang, kedua pilihan tarif itu diambil berdasarkan hasil pilihan terbanyak dari survei ridership yang sudah dilakukan ke 10.000 responden secara online. Penentuannya pun akan tergantung kepada berapa besaran subsidi yang akan diberikan Pemprov DKI kepada moda transportasi ini.

Adapun formula tarif tersebut terdiri atas dua komponen, yakni boarding fee yang dipatok sebesar Rp 1.500 ditambah unit price per kilometer (harga per kilometer) dikalikan jarak. Tarif Rp 8.500/10 km harga per km nya dipatok Rp 700 sedangkan tarif Rp 10.000/10 km harga per km nya dipatok Rp 850.

"Karena tarif yang kita putuskan nggak flat tapi jarak. Karena akan lebih adil," lanjut Agung.


Dalam rangka keberlangsungan penyelenggaraan prasarana dan sarana MRT, pemerintah daerah nantinya akan memberikan subsidi, sepanjang biaya operasional dan perawatan lebih besar dari pendapatan PT MRT Jakarta. Adapun biaya operasional dan pemeliharaan MRT Jakarta, kata Agung, mencapai Rp 500 miliar per tahun.

Sehingga besaran subsidi yang diberi akan ditentukan berdasarkan aset mana yang akan dimiliki baik untuk MRT Jakarta selaku korporasi dan Pemprov DKI Jakarta. Semakin besar aset yang diserahkan ke MRT, biaya operasionalnya juga akan semakin besar untuk MRT.

"Jadi penentuan aset dulu baru ditentukan subsidinya," ungkapnya.




Tonton juga 'Menengok Interior Stasiun Bawah Tanah MRT Senayan':

[Gambas:Video 20detik]

(eds/hns)

Hide Ads