Program Tabungan Perumahan Rakyat Jalan di Tempat

Program Tabungan Perumahan Rakyat Jalan di Tempat

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 22 Okt 2018 11:51 WIB
Foto: Mindra Purnomo
Jakarta - Pemerintah sedang menyiapkan program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) untuk memenuhi kebutuhan hunian masyarakat. Program yang disiapkan sejak 2016 ini belum berjalan hingga sekarang.

Pemerintah masih berkutat pada penetapan calon komisioner dan calon deputi komisioner Badan Pengelola (BP) Tapera. Menurut Plt Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid, pemerintah masih mencari calon yang tepat.

"Kan menetapkan orang yang tepat, kita tentu harus begitu terbentuk komisioner, ya (Tapera) harus langsung jalan, sehingga nggak mudah," katanya di acara Diskusi 'Tapera, Sebagai Sumber Dana Jangka Panjang Untuk Pembiayaan Perumahan' di The Bellezza Suites, Albergo Tower, Jakarta Selatan, Senin (22/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Pendayagunaan Sumber Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Adang Sutara, dalam kesempatan yang sama mengatakan, persiapan program BP Tapera sudah berjalan 2 tahun. Seharusnya Maret 2018 sudah terbentuk dan bisa berjalan.

"Tentang progres, jadi begini, kami sudah melewati memang 2 tahun, harusnya Maret 2018, sekarang Oktober, jadi 7 bulan lewat ya," sebutnya.



Dia pun menyampaikan, pemilihan komisioner dan deputi komisioner BP Tapera, prosesnya harus melalui dua tahap.

"Pertama proses pemilihan komisioner dan deputi melalui dua tahapan, ini tahapan pertama belum memenuhi kuota sehingga ada pemilihan tambahan dalam rangka memenuhi kuota. Kedua, tahap pemilihan komisioner dan deputi itu dari komite," jelasnya.

Komite Tapera sendiri terdiri dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Keuangan, Menteri Ketenagakerjaan, Komisioner Otoritas Jasa Keuangan dan dari unsur profesional.

Banyaknya unsur yang terlibat juga jadi tantangan tersendiri dalam penetapan komisioner dan deputi komisioner BP Tapera. Pasalnya masing-masing menteri harus bisa berkoordinasi dengan baik.

"Komite ini dari para menteri, ini karena kami sulit mengkoordinasikan," tambahnya.

(eds/eds)

Hide Ads