Ekonomi RI Masih Banyak PR, Apa Saja?

Ekonomi RI Masih Banyak PR, Apa Saja?

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 22 Okt 2018 17:11 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Tepat tanggal 20 Oktober 2018, Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla (JK) genap empat tahun memimpin Indonesia. Banyak capaian tapi juga masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dibenahi pemerintah.

Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, APBN sebagai modal pembangunan bangsa perlu dioptimalkan lagi.

"Ya gimana pajak bisa lebih naik lagi, keseimbangan primer insyallah jangka menengah mendekati nol. Coba keseimbangan primer di APBN Rp 80 triliun negatif, sekarang positif. Sekarang lebih bagus, tapi ada yang masih ke atas dan ke bawah, namanya dinamika," kata Askolani di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, kata Askolani juga seperti pembangunan infrastruktur yang lebih merata lagi, peningkatakn kualitas sumber daya manusia (SDM), hingga pengelolaan fiskal yang lebih baik dan kredibel.

Menurut Askolani, pelaksanaan APBN selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK telah beejalan cukup baik, bahkan bisa mengkombinasikan target pembangunan ekonomi jagka pendek, menengah, maupun panjang.

"Seperti Infrastruktur itu untuk jangka menengah panjang, kalau kita nggak bangun gitu negara kita nggak bisa lari lebih cepat lagi dan pemerataan pembangunan belum bisa maksimal," jelas dia.



Pemerintah juga telah memberikan banyak fasilitas dalam meningkatkan perekonomian nasional, mulai dari masyarakat tidak mampu akan mendapatkan bansos, kelas menengah bisa mendapatkan KUR, yang pada intinya menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Pasalnya, konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Hasilnya yang nyata, tingkat kemiskinan 2018 bisa turun di bawah 10%," katanya.

Menurut Askolani, ke depan pemerintah juga akan terus membenahi kekurangan-kekurangan yang selama ini belum maksimal kontribusinya terhadap perekonomian nasional.

Hanya saja, Askolani menegaskan bahwa peran APBN selama empat tahun belakangan ini sudah memiliki andil besar dalam perekonomian nasional.

"Kita bisa dukung pembelanjaan yang makin baik dan berkualitas, dan pengelolaan defisit APBN lebih rendah, keseimbangan primer bisa mendekati nol. Utang kita tetap terkendali 30% nggak ada lonjakan yang signifikan. Itu prestasi, kemudian ratting diakui dunia," ungkap dia.

(hek/eds)

Hide Ads