Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, APBN sebagai modal pembangunan bangsa perlu dioptimalkan lagi.
"Ya gimana pajak bisa lebih naik lagi, keseimbangan primer insyallah jangka menengah mendekati nol. Coba keseimbangan primer di APBN Rp 80 triliun negatif, sekarang positif. Sekarang lebih bagus, tapi ada yang masih ke atas dan ke bawah, namanya dinamika," kata Askolani di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Askolani, pelaksanaan APBN selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK telah beejalan cukup baik, bahkan bisa mengkombinasikan target pembangunan ekonomi jagka pendek, menengah, maupun panjang.
"Seperti Infrastruktur itu untuk jangka menengah panjang, kalau kita nggak bangun gitu negara kita nggak bisa lari lebih cepat lagi dan pemerataan pembangunan belum bisa maksimal," jelas dia.
Baca juga: Ekonomi RI 7%, Pengamat: Pakai Magic |
Pemerintah juga telah memberikan banyak fasilitas dalam meningkatkan perekonomian nasional, mulai dari masyarakat tidak mampu akan mendapatkan bansos, kelas menengah bisa mendapatkan KUR, yang pada intinya menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Pasalnya, konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Hasilnya yang nyata, tingkat kemiskinan 2018 bisa turun di bawah 10%," katanya.
Menurut Askolani, ke depan pemerintah juga akan terus membenahi kekurangan-kekurangan yang selama ini belum maksimal kontribusinya terhadap perekonomian nasional.
Hanya saja, Askolani menegaskan bahwa peran APBN selama empat tahun belakangan ini sudah memiliki andil besar dalam perekonomian nasional.
"Kita bisa dukung pembelanjaan yang makin baik dan berkualitas, dan pengelolaan defisit APBN lebih rendah, keseimbangan primer bisa mendekati nol. Utang kita tetap terkendali 30% nggak ada lonjakan yang signifikan. Itu prestasi, kemudian ratting diakui dunia," ungkap dia.