Hal itu tak lain karena Wakil Ketua Komisi VII Ridwan Hisjam selaku pimpinan rapat mengusulkan agar rapat dilanjutkan secara tertutup. Sebab, tidak ada kesepakatan terkait pembahasan pembatalan kenaikan harga Premium.
"Setelah kita lobi karena tidak ada kesepakatan kami selaku ketua rapat mengambil keputusan, memutuskan tertutup," ujarnya di Komisi VII DPR, Jakarta, Rabu (24/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini masalah yang mendasar BBM harus transparan kepada rakyat. Karena BBM menguasai hajat hidup," ujarnya.
"Kalau mau dibatalkan saja rapat ini, gitu. Karena ini nggak ada rahasia. Ini publik media sudah nunggu," tambahnya.
Senada, anggota dari Fraksi Gerindra yang lain Ramson Siagian meminta agar rapat berlangsung terbuka. Dia mempertanyakan apa yang dirahasiakan pemerintah terkait pembatalan kenaikan Premium. Di sisi lain, Ramson juga bilang, rapat kerja selama ini jarang tertutup.
"Rapat kerja jarang ada juga rapat tertutup. Apa yang kita takutkan. Kami nggak setuju rapat tertutup," ujar Ramson.
Sementara, Anggota Komisi VII Fraksi PDI Perjuangan Adian Napitulu masih mempertanyakan urgensi rapat tersebut. Menurutnya, rapat lebih baik dilanjutkan ke agenda selanjutnya.
"Tidak ada urgensi rapat (Premium) ini," ujar Adian.
Tak ada titik temu, pemimpin rapat Ridwan Hisjam akhirnya memutuskan rapat digelar tertutup serta meminta yang tidak berkepentingan keluar dari ruangan.
"Saya sekali lagi meminta persetujuan anggota untuk rapat ini kita nyatakan tertutup," ujarnya sambil mengetuk palu.
Merespon hal tersebut, Kardaya memutuskan untuk keluar ruangan alias walkout. "Saya ikut rakyat saya ikut keluar," kata Kardaya.
Senada, Ramson juga keluar dari ruangan. Menurutnya, rakyat berhak mendengar penjelasan dari pemerintah.
"Karena hak rakyat, kami Fraksi Gerindra tidak ikut rapat fungsi pengawasan," tutupnya.
Tonton juga 'Batalnya Kenaikan Premium Disebut karena Jokowi Pikirkan Rakyat':
(fdl/fdl)











































