Wakil Direktur Utama BCA Eugene Keith Galbraith menjelaskan pertumbuhan laba ini didorong dari pendapatan operasional BCA yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 45,9 triliun yang meningkat 10% dari Rp 41,7 triliun.
"Kami optimis terhadap dinamika perkembangan ekonomi Indonesia yang akan terus berlanjut meskipun saat ini sedang dihadapkan pada perubahan kondisi global," kata Eugene dalam konferensi pers di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (25/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyaluran kredit BCA tercatat Rp 516 triliun tumbuh 17,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Komposisi penyaluran kredit terdiri dari kredit korporasi Rp 199,2 triliun tumbuh 23,3%.
Kemudian kredit komersial dan UKM Rp 176,4 triliun tumbuh 17,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan untuk kredit konsumer Rp 139,9 triliun tumbuh 9%. Kredit pemilikan rumah RP 86,3 triliun tumbuh 9,4%, kredit kendaraan bermotor RP 41,5 triliun tumbuh 7,7%.
Selanjutnya outstanding kartu kredit Rp 12,1 triliun tumbuh 10,9%. Rasio kredit bermasalah/NPL tercatat 1,4%. Lalu untuk rasio cadangan terhadap kredit bermasalah sebesar 187%.
Eugene menambahkan untuk current account saving account (CASA) tercatat Rp 476,8 triliun tumbuh 11,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Komposisi dana murah tercatat 77,7% dari total pendanaan.
Untuk giro tercatat Rp 163,1 triliun tumbuh 12,7%. Untuk tabungan Rp 313,7 triliun tumbuh 10,8% kemudian deposito Rp 137,1 triliun tumbuh 6,4%.
"Dana deposito kembali mengalami peningkatan sejak Maret 2018 sejalan dengan tren kenaikan bunga deposito. Akhir September 2018, keseluruhan dana pihak ketiga tumbuh 6,9% year on year menjadi Rp 613,9 triliun," jelas dia. (kil/ara)