"Kita mengeluarkan kebijakan baru yaitu memangkas skema perizinan ekspor dari 13 hari menjadi 3 hari," jelas dia kepada detikFinance, Senin (29/10/2018).
Ia menjelaskan, langkah tersebut akan dilakukan pada minggu ini. Realisasi ini merupakan pengaplikasian skema online single submission (OSS) yang diluncurkan pemerintah pusat sebagai sistem terpadu satu pintu secara online untuk mengurus semua kebutuhan perizinan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amran menjelaskan, proses perizinan yang biasanya memakan waktu berhari-hari disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari jadwal kerja ASN Kementan sampai durasi pelayanan.
"Dulu maksimal 13 hari kita uruskan. Itu bisa terjadi karena libur di Minggu dan Sabtu. Kemudian pelayanan jam 4 sudah tutup. Kita sudah membangun OSS dan itu beroperasi 24 jam," kata dia.
Ia mengatakan, ada skema sift karyawan yang akan diterapkan untuk mengurus sistem perizinan ekspor.
"Nanti akan ada yang masuk jam 08.00 sampai jam 16.00 kemudian nanti akan ada yang masuk sore. Itu nanti ada jadwalnya. Kita di pertanian pengecekan karantina kita langsung diselesaikan disini, semua komoditas pertanian," kata dia.
Ia mengatakan, para pengusaha tidak perlu datang ke kantor cukup mendaftarkan berbagai berkas dan kebutuhan perizinan melalui skema online.
"Nanti nggak usah ke kantor, online saja," kata dia.
Sebagai informasi Amran pagi ini rapat bersama Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Industri Pangan Strategis Juan Permata Adoe, serta para pengusaha di bidang hortikultura, beberapa pejabat dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri.
Terdata dalam agenda acara, rapat koordinasi ini dihadiri pula CEO PT Great Giant Fruits dan berbagai ekaportir jenis barang holtikultura.
Kementerian Pertanian melakukan ekspor sejumlah komoditas pertanian ke berbagai negara, dua hari lalu kementerian pertanian mengekspor sebanyak tiga komoditas pertanian yaitu benih kangkung, benih jagung manis, dan kacang hijau siap di ekspor kembali.
Komoditas hortikultura yang diekspor kali ini yakni benih kangkung 140 ton ke China dan benih jagung manis 60 ton ke Hongkong. Sementara komoditas pangan yang diekspor yakni kacang hijau sebanyak 2.200 ton ke China dan Philipina.
Selain kangkung, beberapa benih hortikultura yang telah diekspor yaitu benih pare, cabai, paprika, timun, gambas, melon, waluh, sweet corn, dan pare welut.
Pelepasan ekspor benih kangkung dan jagung manis ini menandai bukti adanya peningkatan ekspor dari tahun sebelumnya 2017. Ekspor jagung manis 2017 sebesar 1.122 ton, sementara estimasi ekspor di tahun 2018 sebesar 1.245 ton atau naik 11 % dari 2017.
Untuk terus memacu volume ekspor, Kementan, telah menetapkan prognosa produksi sayuran 2018 mencapai 12,9 juta ton atau naik 3,4% dibandingkan 2017. (dna/dna)