Ganjar Usul Warga Bisa Miliki Saham Tol Bawen-Yogya

Ganjar Usul Warga Bisa Miliki Saham Tol Bawen-Yogya

Angling Adhitya Purbaya - detikFinance
Selasa, 30 Okt 2018 16:34 WIB
Jalan tol fungsional Pemalang-Batang (Foto: Robby Bernardi/detikcom)
Semarang - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengusulkan agar saham tol Bawen-Yogyakarta nantinya bisa dimiliki oleh masyarakat. Skemanya melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Ganjar, dalam Forum Group Discussion (FGD) tentang urgensi pembangunan Tol Bawen-Yogyakarta mengatakan proyek tersebut merupakan proyek strategis nasional yang sebisa mungkin memberikan manfaat kepada masyarakat.

"Saya usulkan boleh tidak kalau ownership sistemnya digeser agar rakyat atau BUMDes bisa memiliki saham atas tol. Sudah kami tawarkan, dan mereka (investor) sedang mengkaji," kata Ganjar di FGD yang digelar di kantor Bappeda Jateng, Selasa (30/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain saham, Ganjar juga berharap dipikirkan soal exit tol agar usaha kecil menengah (UKM) di daerah yang dilewati tol nantinya tidak gulung tikar. Ia juga berharap rest area di tol 30 persen menampung produk UKM.

"Pembangunan tol di Jawa Tengah pasti memiliki dampak positif dan negatif. Tugas pemerintah memaksimalkan dampak positif dan mencarikan solusi dari dampak negatif yang mungkin timbul," ujarnya.

Selain itu, terkait kabar sebelumnya yang beredar terkait adanya penolakan tol Bawen-Jateng, Ganjar menegaskan Jawa Tengah tidak menolak, melainkan ada data yang perlu dikonfirmasi.

"Kami tegaskan bahwa Jateng bukan tidak setuju, hanya ada data yang mesti dikonfirmasi ulang. Nah tujuannya FGD ini untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada termasuk sinkronisasi data," jelas Ganjar.


Terpisah, Ketua DPRD Jawa Tengah, Rukma Setiyabudi mengatakan, Panitia Khusus (Pansus) pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DPRD Provinsi Jawa Tengah memang belum memasukkan soal proyek tol Bawen-Yogyakarta dalam keputusan karena keterbatasan waktu.

"Info yang masuk ke Pansus belum mencukupi maka sepakat tidak memasukkan ke keputusannya, bukan menolak, kita menunda," kata Rukma.


Informasi masih dibutuhkan sebagai bahan kajian menyusun RTRW terkait tol Bawen-Yogyakarta. Beberapa informasi yang sudah didapat terkait lahan pertanian yang akan dilalui, kemudian daerah rawan gempa karena dekat gunung Merapi, dan sebagainya. Informasi tersebut menjadi bahan kajian.

"Kalau ternyata ada beberapa daerah yang katanya melewati lahan pertanian subur tentu bisa kita alihkan, kan jalan banyak. Kalau dikategorikan bahaya gempa karena dekat gunung Merapi, ya jangan lewat," tandas Rukma.

"Kita harus dapatkan informasi valid dan cukup sehingga jadi keputusan tepat. Kan ini dampaknya luas, kita hati-hati banget," imbuhnya. (dna/dna)

Hide Ads