Dengan kata lain, masih tersisa 9 titik penyalur BBM Satu Harga belum tersedia.
"Kami upayakan 67 titik bisa selesai lebih cepat pada bulan November, sehingga pada akhir tahun 100% atau semua titik yang ditargetkan pemerintah sudah terealisasi," ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito, dalam keterangan tertulis, Selasa (30/10/2018)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu untuk wilayah Marketing Operation Region VI di Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan 15 titik, Marketing Operation Region VII di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Sulawesi Tenggara 9 titik dan di wilayah Marketing Operation Region VIII di Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat sebanyak 13 titik.
"Lembaga penyalur BBM yang telah beroperasi, 21 diantaranya sudah diresmikan pemerintah dalam hal ini BPH Migas dan ESDM, namun demikian lembaga penyalur yang belum diresmikan tetap beroperasi dan melayani masyarakat," ujar dia
Program BBM Satu Harga merupakan program pemerintah dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini menjadi perhatian khusus pemerintah agar masyarakat yang tinggal di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) bisa merasakan harga BBM sesuai ketentuan Pemerintah dalam rangka pemerataan dan asas keadilan.
"Rata-rata penyaluran BBM Premium dan Solar periode 2017 sebesar 1.856 KL/ bulan untuk 54 lembaga penyalur. Sementara pada tahun 2018 apabila 67 lembaga penyalur telah beroperasi maka rata-rata penyaluran BBM sebesar 5.727 KL/bulan," jelas dia. (hns/hns)