Investasi yang digelontorkan untuk pembangunan kereta cepat, 75% berasal dari China Development Bank (CDB), dan 25% dari PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
"Duit pinjaman 75% sudah tandatangan sama loannya 5%, dan sekarang sudah cair US$ 810 juta," kata Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra saat berkunjung ke markas detikcom di Gedung Trans Media, Jakarta, Selasa (30/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diberitakan sebelumnya, pinjaman proyek kereta cepat JKT-BDG dari CDB tahap pertama telah cair sebanyak US$ 170 juta atau setara dengan Rp 2,28 triliun. Dana tersebut difokuskan untuk pembangunan terowongan.
"Saya belum tahu kalau soal itu dia mau akselerasi yang mana. Kalau saya lihat sih beberapa titik kritis seperti terowongan dia mau selesaikan," kata Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Kemaritiman Ridwan Djamaluddin di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, Rabu (2/5/2018).
Selain terowongan, pinjaman dari CDB tahap pertama juga akan digunakan untuk pembangunan stasiun pemberhentian kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek ini akan dilengkapi dengan empat stasiun, antara lain di Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar Bandung.
"Stasiun-stasiun utamanya juga dia mau selesaikan," ujar Ridwan.