Apakah ini artinya jurus baru yang dimiliki Bank Indonesia (BI) sudah mulai ampuh?
Ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan langkah BI yang mengaplikasikan domestik non deliverable forward (DNDF) sudah tepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Rupiah Kembali Perkasa Lawan Dolar AS |
Dia menjelaskan dengan benchmark rate yang lebih transparan dan memang diperuntukkan untuk hedging, DNDF bisa memberikan stabilitas kurs rupiah untuk jangka panjang.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menjelaskan selama dua dasawarsa terakhir pasar NDF (Non Delivery Forward) rupiah hanya berlangsung di pasar keuangan luar negeri, yang seringkali berpengaruh fluktuasinya pada pasar tunai (spot) di dalam negeri.
"Sekarang telah lahir pasar NDF di dalam negeri atau Domestik Non-Delivery Forward (DNDF), yang dalam dua hari terakhir mulai aktif ditransaksikan oleh 10 bank. Bila pada hari perdana volume transaksi DNDF mencapai US$ 60 juta, maka pada hari kedua mencapai US$ 90 juta," kata Nanang di gedung BI.
Dia menyebut BI optimistis pasar DNDF ini akan terus berkembang karena akan menambah instrumen lindung nilai terhadap risiko fluktuasi kurs dengan biaya yang efisien tanpa penyerahan dalam mata uang dolar AS, tapi berupa selisih antara kurs DNDF dengan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate yang dibayarkan dalam rupiah.