"Kan kita ada isu bilateral ada juga isu bersama. Kalau isu sendiri-sendiri itu kan Malaysia punya kebijakan. Misalnya bea keluar mereka cabut. Mereka punya early harvest dengan India. Nah itu yang membuat posisi Indonesia dan Malaysia berbeda," jelas Airlangga usai rapat bersama Menteri Koordinator Perekonomian dan pengusaha sawit di Jakarta Pusat, Senin (5/11/2018).
Menurut Airlangga bea masuk minyak sawit Malaysia lebih murah 4% dibandingkan Indonesia. Hal ini tentu merugikan posisi Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga menambahkan jika dibandingkan dengan posisi yang sama antara pengusaha sawit Malaysia dan Indonesia, pihak Malaysia lebih diuntungkan daripada Indonesia.
"Karena dengan demikian kan kalau dihitung perusahaan Indonesia kena bea keluar, dia nggak kena. Kemudian bea masuk ke India dia lebih diuntungkan. Sehingga dalam posisi dagang, Malaysia lebih diuntungkan daripada Indonesia. Ini yang harus dibicarakan dalam rapat ini," jelas dia. (hns/hns)