Kelompok pengeluaran ketiga adalah pengeluaran untuk proteksi. Pengeluaran untuk proteksi adalah asuransi dan juga tabungan untuk dana darurat. Pembayaran premi asuransi jiwa Anda, kemudian juga pembayaran premi asuransi kesehatan Anda.
Prinsip dari asuransi adalah proteksi, yaitu untuk perlindungan. Asuransi jiwa adalah proteksi untuk keluarga dan ahli waris yang ditinggalkan. Coba bayangkan apabila besok Anda meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian untuk asuransi kesehatan, jika ada salah satu anggota keluarga sakit dan membutuhkan biaya pengobatan yang cukup besar, apakah Anda mampu membayar biaya pengobatannya? Apakah Anda sudah ikut BPJS Kesehatan? Belum?
Apakah Anda dapat membayarnya dengan uang dari tabungan dana darurat? Maka itulah pentingnya Anda menyiapkan tabungan dana darurat.
Jumlah dana darurat mengacu pada jumlah pengeluaran rutin bulanan Anda. misalkan pengeluaran bulanan Adi, seorang karyawan yang telah menikah dan memiliki 1 orang anak, adalah Rp 15 juta. Maka paling tidak Adi harus memiliki dana darurat sebesar 3-6 bulan pengeluaran bulanannya, alias Rp 45 - 90 juta.
Kelompok pengeluaran keempat adalah pengeluaran investasi. Pengeluaran investasi ini Anda lakukan untuk memenuhi tujuan keuangan Anda. misalkan Anda memiliki tujuan memiliki sebuah rumah dengan harga Rp 1 miliar 5 tahun lagi.
Anda berencana membeli rumah tersebut dengan menggunakan KPR, sehingga Anda sudah tahu pada tahun kelima harus menyiapkan dana uang muka sebesar Rp 200 juta.
Dan kelompok pengeluaran yang terakhir atau pengeluaran kelima adalah pengeluaran untuk keperluan rutin sehari-hari. Contohnya belanja bulanan sehari-hari, uang SPP anak. Contoh lainnya pembayaran listrik, air, biaya transportasi atau pembelian bahan bakar minyak kendaraan Anda. biaya pulsa ponsel Anda juga sepertinya pasti menjadi biaya rutin bulanan Anda.
Jadi, agar investasi mendapatkan porsi yang sesuai dengan kebutuhan pemenuhan tujuan keuangan kita, maka pengeluaran investasi haruslah dianggarkan dalam pos pengeluaran bulanan kita. Berapa jumlahnya? Anda harus menyesuaikannya dengan target pencapaian jumlah investasi Anda.
Gunakanlah instrumen investasi yang menurut Anda paling tepat untuk mencapai jumlah target yang telah Anda tetapkan. Jangan lupa tentukan asumsi tingkat perkembangan investasi Anda.
Apabila Anda telah melakukan hal tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengeluarkan dana investasi Anda dengan segera setelah Anda menerima pendapatan. Jadi tidak akan ada lagi cerita bahwa Anda tidak dapat berinvestasi karena uang Anda sudah habis.
Uang gaji Anda mungkin habis, tapi habisnya karena Anda sudah menginvestasikan uang gaji Anda sesuai dengan porsinya masing-masing.
Nah, Anda mungkin berkilah lagi, "saya kan masih punya utang, dan pembayaran utang saya saat ini besar sekali porsinya, 40% dari gaji, gimana lagi caranya mau investasi."
Itu artinya rasio pembayaran utang Anda terlalu besar. Lembaga keuangan saja umumnya mensyaratkan jumlah cicilan utang per bulan berkisar antara 30-35% pendapatan bulanan. Jika kondisinya demikian, maka tentu pembayaran utang lebih menjadi prioritas dibandingkan berinvestasi.
Kalau Anda tidak bayar utang, nanti didatengin debt collector, mau? Lha kalau tidak berinvestasi, nanti tidak dapat mencapai tujuan keuangan? So.. segera lunasi utang Anda terlebih dulu, barulah berinvestasi.
Paling tidak kejarlah rasio pembayaran utang Anda hingga menjadi 30%, sehingga yang 10% sebelumnya Anda gunakan untuk membayar utang, dapat Anda konversi menjadi dana untuk berinvestasi.
Maka, berinvestasilah dengan baik dan sesuai prioritas. Apabila saat ini Anda masih kesulitan dalam mengatur cash flow bulanan, sering kekurangan untuk belanja rutin sehari-hari, hal tersebut akan menyulitkan Anda berinvestasi.
Benahi terlebih dulu masalah keuangan yang menjadi prioritas kemudian barulah investasi bisa mendapat porsinya. Mudah-mudahan permasalahan keuangan Anda dapat cepat terselesaikan, sehingga Anda dapat segera memulai berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan Anda.
Baca juga: Begini Cara Atur Keuangan Jelang Pensiun (1) |
Investasi bisa dipelajari dengan mengikuti workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana. Ada juga workshop khusus tentang Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.
Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)
Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. (ang/ang)