Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah berada pada level Rp 14.824.
Pada perdagangan pre opening, IHSG dibuka menguat 21,728 poin (0,37%) ke 5.942,322. Indeks LQ45 naik 5,412 poin (0,57%) ke 950,121.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: IHSG Menguat 24 Poin ke 5.944 |
Membuka perdagangan, Selasa (6/11/2018), IHSG kian melemah. IHSG menguat 23,545 poin (0,40%) ke 5.944,139. Indeks LQ45 juga bertambah 5,226 poin (0,56%) ke 949,974.
Pada perdagangan pukul 09.05 waktu JATS, IHSG bergerak naik dengan penguatan 23,812 poin (0,31%) ke 5.939,199. Indeks LQ45 bertambah 3,709 poin (0,30%) ke 947,526.
Jeda perdagangan saham siang ini, IHSG stagnan. IHSG naik tipis 0,971 poin (0,02%) ke 5.921,565. Indeks LQ45 menguat tipis 0,439 poin (0,05%) ke 945,147.
Penutupan perdagangan sore ini, IHSG berada di level 5.923 atau naik 3,336 poin (0,06%). Indeks LQ45 juga ditutup menguat di 944.981 atau naik 0,03%.
Sementara itu, indeks utama bursa saham AS ditutup mixed dengan mayoritas berada dalam zona hijau didukung sektor keuangan, energi, dan saham defensif. Indeks Dow Jones naik 0.76% ke level 25,461.70 dan S&P menguat 0.56% ke level 2,738.30. Sedangkan satu indeks lainnya yakni Nasdaq melemah 0.38% ke level 7,328.85.
Penguatan pada mayoritas indeks tersebut didukung oleh sektor energi seiring dengan potensi penurunan pasokan minyak mentah global dikarenakan mulai diterapkannnya sanksi atas Iran pada Senin (05/11).
Selain itu, rilisnya data manufaktur AS bulan Oktober yang mayoritas berada dalam level ekspansif turut menjadi salah satu sentimen positif atas pergerakan indeks. Adapun sentimen lainnya berasal dari penantian jelang pemilihan untuk kongres serta notulen dari pertemuan Federal Reserve.
Baca juga: Penguatan IHSG Tertahan di 5.921 |
Sedangkan bursa saham Asia mayoritas bergerak positif siang ini. Berikut pergerakannya:
- Indeks Nikkei 225 bertambah 1,14% ke 22.147,750
- Indeks Hang Seng naik 0,72% ke 26.120,961
- Indeks Komposit Shanghai melemah 0,23% ke 2.659,360
Sementara saham-saham yang masuk jajaran top losers di antaranya adalah Transcoal Pacific (TCPI) turun Rp 400 ke Rp 5.000, Astra Agro Lestasi (AALI) turun Rp 325 ke Rp 11.450, Indo-Rama Synthetics turun 170 ke Rp 3.800, dan Indofood Sukses Makmur (INDF) turun Rp 150 ke Rp 5.825. (ara/fdl)