"Sekarang kita sedang masuk di era tantangan atau era disruption atau era di mana sebuah perubahan itu terjadi dengan sangat cepat. Tentu kita harus menjawab tantangan dan peluang yang ada di era disruption ini," ujar pria yang kerap disapa CT dalam orasi ilmiahnya di Dies Natalis ITS yang ke-58, di Graha ITS Surabaya, Sabtu (10/11/2018).
CT menambahkan saat ini dunia sedang memasuki era revolusi industri 4.0 atau industri keempat. Bagi CT, revolusi industri 4.0 ini terjadi sangat cepat dimana membuahkan sebuah perpaduan antara teknologi dengan hal-hal yang terkait dengan kehidupan manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam dunia modern, lanjut CT, era ini disebut era internet of things, yang mana segala sesuatunya terjadi di dalam internet.
"Dalam era disruption ini terjadi sebuah hal yang seringkali tidak kita sadari bahwa di era 4.0 ini terjadi sangat cepat, dan berdampak lebih besar," imbuhnya.
Kecepatan ini juga terjadi dalam bisnis berbasis ekonomi virtual, ketimbang ekonomi aset. Misalnya saja perusahaan BMW dan Uber. CT menyebut untuk mencapai nilai valuasi perusahaan Uber yang setara dengan BMW, Uber tak memiliki aset kendaraan tetap. Namun bisa mencapai aset yang sama dalam waktu 1/10 kalo lebih cepat.
Selain itu, CT berpesan disruption ini akan menjadi sesuatu hal yang berbahaya, apabila tidak bisa mengantisipasinya dengan baik. Namun, CT menambahkan ada beberapa peluang yang bisa diraih.
"Revolusi atau inflasi yang semakin cepat tentu akan menjadi tantangan tetapi juga menjadi peluang bagi kita. Demikian juga terhadap market dari pada sebuah perusahaan," pesan CT. (ara/ara)