Direktur Corporate Banking BRI Kuswiyoto menjelaskan proyek 35.000 MW dari sisi kebijakan memiliki 3 tujuan strategis, yakni pertama, mendistribusikan pasokan listrik ke daerah-daerah yang belum teraliri listrik.
Kemudian kedua, menambah cadangan listrik sebesar 30% di atas beban puncak pada hampir semua wilayah. Dan ketiga, menjadikan listrik sebagai pendorong pertumbuhan industri dan wilayah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini, menunjukkan bahwa Pemerintah memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk menyelesaikan program 35.000 MW yang ditargetkan rampung pada tahun 2019.
Kuswiyoto menjelaskan, dukungan pembiayaan ini bertujuan agar pembangunan transmisi dan gardu induk dapat dilakukan tepat waktu.
"Apabila pembangunan transmisi dan gardu induk selesai tepat pada waktunya, masyarakat dapat menikmati fasilitas listrik dari PLN lebih cepat dan hal ini dapat menjadi salah satu daya dukung perekonomian nasional," kata Kuswiyoto dalam keterangan pers, Rabu (14/11/2018).
Dia menjelaskan beberapa proyek infrastruktur ketenagalistrikan yang mendapatkan pembiayaan BRI diantaranya adalah proyek transmisi Sumatera, PLTU Kalimantan, Papua, Sumatera, dan Sulawesi, serta beberapa proyek ketenagalistrikan swasta Independent Power Producer (IPP).
"Untuk tahun 2018, BRI mendorong penyaluran kredit korporasi kepada sektor kelistrikan hingga akhir kuartal III 2018 dengan plafon kredit khusus sektor kelistrikan mencapai Rp 41,99 triliun," ujarnya.