Kemenkeu: Investor yang Tangani Merpati Harus Kredibel

Kemenkeu: Investor yang Tangani Merpati Harus Kredibel

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 14 Nov 2018 22:46 WIB
Ilustrasi Merpati/Foto: Andhika Akbarayansyah
Jakarta -
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berharap PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) dapat investor yang kredibel. Maksudnya, investor yang bersungguh-sungguh bisa membawa Merpati mengudara kembali.
Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu, Isa Rachmatawarta mengatakan investor yang kredibel itu bisa meyakinkan kreditur besar dengan proposal dan program kerja yang kredibel.
"Seperti yang disampaikan Bu Menkeu, Kemenkeu itu concern pada program kerja, business plan yang kredibel," kata Isa di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (14/11/2018).

Sebelumnya Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya mengabulkan proposal perdamaian PT MNA (Persero). Dengan dikabulkannya proposal ini, Merpati berpeluang kembali terbang.
Perdamaian ini baru babak awal, sebab masih ada tahap yang mesti dilewati Merpati, salah satunya mengajukan proposal kepada para kreditur besar termasuk Kementerian Keuangan

"Yang penting adalah bahwa dengan penetapan PKPU oleh pengadilan, apa yang jadi concern Kemenkeu bisa diterima Merpati dan calon investornya, sehingga proposalnya kan, perlu dicatat ya, kita bukan menolak, atau memailitkan, nggak. kita ingin melihat proposal yang masuk menangani Merpati kredibel, efektif untuk menyelamatkan," terang Isa

MenurutIsaKemenkeu tidak senangjikaproposal yang diajukan Merpati dancaloninvestornya tidak kredibel. Dia mencontohkan seperti halnya yang pernah dilakukan Merpati dengan calon investor lamanya, di mana meminta jaminan pemerintah yang selama ini diberikan dihilangkan.MenurutIsa, hal itu tidak adil.
Merpati pernah mendapatkan suntikan modal dari Kementerian Keuangan sebesar Rp 2,6 triliun. Oleh karenanya, diharapkan proposal yang akan diajukan tidak lagi menuntut melepas jaminan atas utang.
"Investor ini, walaupun kita sudah dapat informasi tentang rencana kerja awal, tapi waktu diskusi sebelum sidang kan ada beberapa kali pertemuan, ada yang ini setuju, ini tidak, dan sebagainya. Tapi kan harus lihat agar lebih dituangkan pada proposal yang lebih reasonable," jelas dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebagai informasi, Nantinya Merpati akan disuntik modal oleh PT Intra Asia Corpora (IAC) dengan nilai Rp 6,4 triliun. Intra Asia Corpora sempat menjadi pemegang kendali maskapai Kartika Airlines.

Mengutip laman Kementerian Perhubungan, Rabu (14/11/2018), Kartika Airlines di bawah pimpinan Kim Johanes Mulia sempat berencana membeli 30 pesawat jenis Sukhoi Superjet 100 (SSJ100) buatan Sukhoi Civil Aircraft, salah satu anak perusahaan pesawat tempur Rusia pada tahun 2010. Nilai investasi itu sebesar US$ 840 juta.

Pembelian ditandai dengan purchase agreement antara Direktur Utama PT Kartika Airlines Kim Johanes Mulia dan Presiden Sukhoi Civil Aircraft 19 Juli 2010 pada gelaran Farnborough Air Show 2010. Dengan ditandatanganinya purchase agreement, disepakati mulai 2012 Sukhoi Civil Aircraft Co (SCAC) akan menyerahkan satu pesawat setiap bulan.


Nama Intra Asia Corpora (IAC) dan Kim Johanes Mulia kembali muncul dalam penyelamatan Merpati. Hal itu ditandai dengan penandatangan perjanjian transaksi modal bersyarat antara Merpati dan Intra Asia Corpora pada 29 Agustus 2018.

Mengutip laman resmi PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) (PPA), perjanjian ini ditandatangani Direktur PT MNA Asep Ekanugraha dan Direktur PT IAC Kim Johanes Mulia di hadapan Notaris Mohamat Hatta. Lalu, disaksikan Direktur Utama PPA Henry Sihotang, Direktur Konsultasi Bisnis dan Aset Manajemen PPA Andi Saddawero, Kepala Bidang Restrukturisasi Kementerian BUMN Aditya Dharwantara.
(hek/fdl)

Hide Ads