Menurut Kepala BPS Suhariyanto, tekornya neraca perdagangan RI itu gara-gara impor migas yang naik tinggi.
"Kumulatifnya defisit kita lumayan dalam, sebesar US$ 5,51 miliar dolar. Penyebabnya migas, non migasnya masih surplus," katanya saat jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (15/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa yang membuat impor migas naik? Nilai minyak mentah naik 23%, hasil minyaknya 30%, gasnya 18%," katanya.
Di sisi lain, kata dia, impor migasnya alami kenaikan 19,42%, jadi itu yang membuat impor kita secara total naik dibandingkan Oktober 2017 naik 23,66%," tambahnya.
Namun impor Indonesia tercatat surplus juga ke beberapa negara, meski ada yang masih defisit juga.
"Dengan negara mana saja kita surplus? Dengan India masih surplus, Amerika Serikat (AS) masih surplus, Belanda juga masih. Sebaliknya, kita alami defisit terdalam dengan Tiongkok (China), Thailand, dan Australia," ungkapnya.
Tonton juga 'Jokowi Singgung Neraca Dagang RI Defisit di TEI 2018':
(ang/fdl)