Impor Sulit Direm Jadi Biang Kerok Neraca Dagang RI Tekor

Impor Sulit Direm Jadi Biang Kerok Neraca Dagang RI Tekor

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Sabtu, 17 Nov 2018 10:45 WIB
Foto: Zaki Alfarabi/Infografis
Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit lagi di bulan Oktober sebesar US$ 1,82 miliar. Sedangkan scara akumulatif dari Januari-Oktober, neraca dagan tercatat sudah minus US$ 5,51 miliar.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi defisit neraca dagang tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, hal itu karena impor sulit direm. Dia mengatakan, tingginya impor lantaran ekonomi Indonesia terus tumbuh. Sementara, itu kemampuan dalam negeri untuk memproduksi kebutuhan tersebut tidak cukup mumpuni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Impornya nggak mau direm, kalau dengan pertumbuhan yang tadi saya singgung kuartal III 5,17%. Kalau ekonomi tumbuh, artinya apa, perlu impor. Karena banyak sekali yang tidak kita hasilkan," kata Darmin di Jakarta, Jumat (16/11/2018).



Sementara, ekspor melambat. Ada dua hal yang mempengaruhi lambatnya impor.

Pertama, ekspor Indonesia masih didominasi oleh sumber daya alam seperti pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan lain-lain.

"Kebetulan, faktanya turun dia harganya," ujarnya.

Kedua, melambatnya ekspor karena dampak perang dagang antar Amerika Serikat (AS) dan China. Dampak perang dagang ini membuat ekonomi China melambat sehingga kebutuhan barang mentah berkurang.

"Dampak tidak langsung perang dagang, China pertumbuhan ekonomi melambat, karena melambat kebutuhan bahan mentah yang kita ekspor melambat. Artinya, ekspor kita melambat," paparnya.

(eds/eds)

Hide Ads