Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan pihaknya menerbitkan obligasi global ketimbang pinjaman perbankan lantaran bunganya yang lebih rendah. Bunga dari obligasi global yang diterbitkan hanya 5,9%.
"Pinjam untuk akuisisi ya bukan untuk modal kerja. Kalau modal kerja bisa 5 atau 6%, tapi untuk investasi pasti double digit. Jadi kita bisa dapat ini total blended bunganya 5,9%. Jadi persepsi bunga itu tinggi, enggak," ujarnya di Energy Building, Jakarta, Kamis (22/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita pertimbangkan kalau pakai bank memang di awal bunganya di bawah, tapi bank itu bunganya variabel, kedua bank itu ada cicilan pokoknya. Jadi setiap 6 bulan atau 3 bulan pokoknya harus bayar. Sedangkan obligasi bunganya fix sampai akhir masa obligasi dan pokoknya dibayar di belakang. Padahal kita kan 2019 sampai 2022 produksi Freeport turun karena tambang open pit-nya habis. Jadi kita ingin kalau bisa pokoknya dibayar di belakang," terangnya.
Untuk proses transfer dana transaksi itu, kata Budi, akan dilakukan hampir bersamaan dengan keluarnya Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
"Memang secara administratif IUPK membutuhkan sudah 51%, tapi kita sudah atur begitu IUPK-nya siap sebelum ditandatangani nanti 51% kita urus ke notaris, kita masuk kemudian langsung IUPK," ucapnya.
Tonton juga 'Jonan: HoA dengan Freeport Itu Bak Tunangan':
(das/fdl)