Kata dia, hal itu bisa dibuktikan dengan pembangunan properti yang saat ini masih pesat.
"Kalau sektor properti fluktuasi lah ya, nggak juga lesu lesu banget. Nyatanya pembangunan di mana mana pesat terus, permintaan juga cukup banyak, suplai malah kurang kan," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (22/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dibilang 3 tahun terakhir (lesu) ya saya kurang sependapat juga. Artinya kalau sektor properti ini juga tergantung sektor industri lain. Kalau sektor lain juga meningkat akan mendorong sektor properti, gairahnya akan naik," jelasnya.
Untuk di kota-kota besar, dia menyadari adanya tantangan soal harga tanah yang mahal, sementara masyarakat ingin rumah terjangkau di perkotaan. Jika rumah jauh dari kota, menurutnya minat konsumen memang agak berkurang.
"Tantangannya tadi masalah tanah di kota besar khususnya middle low (menengah ke bawah) susah di pusat kota, akhirnya harus di pinggir kan, itu ketertarikan turun, kurang kan mungkin," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat REI Sulaiman Sumawinata mengatakan, pertumbuhan sektor properti melambat dalam 4 tahun terakhir.
"Kita semua tahu bahwa industri properti sedang dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, slow down, sudah hampir 3-4 tahun kita tidak bisa bergerak untuk growing," katanya di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Kamis (22/11/2018). (zlf/zlf)











































