Terkendalinya harga pangan menyebabkan inflasi bahan makanan di 2017 sebesar 1,26%, jauh lebih rendah dibandingkan inflasi bahan makanan 2013 sebesar 11,35 persen. Di 2017 inflasi bahan makanan juga di bawah inflasi umum yang masih sebesar 3,61 persen.
"Menurunnya inflasi bahan makan terjadi karena stabilnya harga pangan yang dapat dinikmati konsumen akibat pasokan produksi dalam negeri sangat memandai. Terutama pangan beras yang kontribusinya cukup besar terhadap inflasi bahan makanan," ujar Amran saat memberikan kuliah umum di hadapan Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), Lawang, Kabupaten Malang, pada Kamis (22/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mimpi untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan masyarakat tersebut direpresentasikan oleh Kementerian Pertanian dalam berbagai program pembangunan pertanian. Salah satu target besar yang ingin dicapai adalah mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045 melalui penetapan peta jalan program prioritas target swasembada 11 komoditas pangan strategis seperti padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, gula, dan daging sapi.
Berbagai capaian sektor pertanian di empat tahun pemerintah Jokowi-JK ini tidak terlepas dari kerja keras dan dukungan semua pihak termasuk didalamnya para petani, peternak dan stakeholder.
"Penghargaan sebesar-besarnya kami berikan untuk semua pihak yang telah bersinergi untuk memajukan sektor pertanian. Sinergi ini harus terus kita jalin sehingga Indonesia bisa mencapai visinya sebagai Lumbung Pangan Dunia", tegas Amran.
Sebagai generasi muda, paparnya, mahasiswa harus punya semangat untuk maju dan menghasilkan perubahan. "Ini yang sudah dilakukan Kementerian Pertanian. Sudah banyak perubahan yang dihasilkan dalam beberapa tahun terakhir ini," terang Amran.
Perubahan itu diawali revolusi internal. Ada 241 regulasi yang dihapus karena tidak lagi sesuai dengan percepatan pembangunan pertanian. Demikian pula dari sisi anggaran, ada Rp 800 miliar anggaran perjalanan dinas dan seremonial yang direalokasikan untuk kepentingan petani. "Kami fokuskan itu untuk membeli bibit, obat-obatan dan mesin untuk petani," tambah Amran lagi.
Hasilnya menurutnya sangat signifikan. Dari sebelumnya negara pengimpor pangan, saat ini Indonesia sudah menjadi negara pengekspor pangan. Ada peningkatan ekspor sebesar 24 persen dengan nilai mencapai Rp 441 triliun. Selain itu, pemanfaatan teknologi berdampak besar bagi peningkatan produksi pertanian.
"Dengan menggunakan alat dan mesin pertanian, kita bisa menghemat Rp 361 triliun. Coba bayangkan, jika menanam padi secara manual, untuk satu hektar saja kita butuh 25 hari. Tapi dengan alsintan, cukup tiga jam saja," tutur Amran. (hns/hns)