Terkait dengan hal tersebut, dua Badan Usaha Milik Daeraha yakni PT MRT Jakarta dan PT Transa Jakarta hari ini menjalin nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MOU) kerja sama integrasi antarmoda.
Kerja sama ini dimaksudkan untuk memadukan dua moda transportasi yang berada di satu rute yang sama tersebut. Pasalnya saat ini rute koridior 1 Transjakarta yang ada di kawasan Sudirman-Thamrin, diisi juga oleh MRT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan langsung oleh Dirut PT Transjakarta Agung Wicaksono dan Direktur Utama PT MRT Jakarta Wiliam Syahbandar di Kantor Pusat Transjakarta, Jakarta Timur, Jumat (23/11/2018).
"Transjakarta sudah melayani saat ini mungkin sekitar 600.000 penumpang per harinya dan dengan adanya Transakarta dan akan dioperasikan MRT pada Maret nanti akan menjadi kesempatan bagi Transjakarta untuk bersama-sama melayani warga dengan lebih baik, lebih luas lagi jangkauannya," kata Dirut PT Transjakarta Agung Wicaksono dalam kesempata tersebut.
Dalam kerja sama ini, Transjakarta dan MRT Jakarta menyiapkan konsep perancangan area interkoneksi alias stasiun dan halte yang saling terhubung. Hal ini dilakukan agar masyarakat lebih mudah bila ingin berganti moda transportasi.
Selain itu, ada juga kerja sama pengelolaan area komersial seperti gedung komersial dan fasilitas umum sekitar area trase Utara Selatan MRT Jakarta dan Koridor I Transjakarta serta koridor TransJakarta terkait lainnya yang berada di antaranya, termasuk penataan arus penumpang dan pejalan kaki dari Halte atau Bus Stop.
"Kami bersama-sama menjajaki kerangka kerja sama yang saling menguntungkan dan mengupayakan interkoneksi sebaik mungkin antara gedung sekitar dengan Transjakarta dan MRT Jakarta," jelas dia.
Penandatanganan kerja sama ini juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (dna/dna)