Jakarta -
Keberadaan profesor di bidang fisika tengah hangat menjadi pembicaraan setelah disinggung oleh calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dalam sebuah sesi pidatonya pada acara Indonesia Economic Forum belum lama ini.
Dalam pidato tersebut, Prabowo mengatakan UI sebagai universitas terbaik di RI hanya punya 1 profesor fisika. Kondisi inilah yang dikatakan Prabowo membuat RI kalah dalam persaingan IPTEK dengan negara lain.
Mengutip laman resmi staff.ui.ac.id, UI ternyata punya lebih dari satu profesor bidang fisika. Prestasinya pun terbilang cukup membanggakan karena tak hanya jago kandang, tapi juga telah dikenal hingga ke manca negara.
Sebut saja Prof. Dr. Drs. Terry Mart. Pria 53 tahun tersebut kini mengabdikan diri sebagai dosen dan guru besar di FMIPA Universitas Indonesia.
Di kancah internasional, Sarjana fisika dengan nilai cum-laude itu sering terlibat dalam sejumlah penelitian di luar negeri.
Dalam rentang 1997-2000, ia aktif melakukan penelitian di Departemen Fisika Universitas Indonesia, Universitas George Washington, Washington DC, Amerika Serikat.
Ia juga pernah terlibat dalam penelitian di Okayama University of Sciences Jepang hingga Institut Kernphysik, University of Mainz, Jerman.
Penelitian yang dilakukan oleh Terry Mart sebagian besar mengenai elektromagnetik dari keanehan pada nukleon dan inti atom, sifat resonansi nukleon, produksi hypertriton dan hypernuclei, dan sifat dari materi bintang neutron.
Prof. Dr. Phil. Nat. Drs. Anto Sulaksono, M.Si. dikukuhkan sebagai Guru Besar UI bidang Fisika Nuklir pada 31 Agustus 2016.
Selama lebih dari 15 tahun, Anto telah bergelut di bidang fisika nuklir serta astrofisika.
Di bidang fisika, ia dikenal dengan 3 topik penelitiannya yaitu neutron star, transportasi neutrino di proto-neutron star dan struktur nuklir pada inti kaya neutron.
Prof. Dr. Djarwani S. Soejoko merupakan profesor fisika yang menyandang predikat sebagai Guru Besar Fisika Medis di Universitas Indonesia.
Wanita kelahiran Salatiga, 26 Juni 1945 itu telah melakukan banyak penelitian di antaranya adalah Pengaruh mineral dalam pertumbuhan udang galah, Kristal apatit karbonat dalam kutikula udang galah, Dosis permukaan dan midline dalam radioterapi nasofaring dengan sinar x 6 MV menggunakan thermo luminiscence dan Dosis radiasi pada pasien dan anggota tim kateterisasi jantung dosimeter.
Lahir di Yogyakarta pada 5 Oktober 1961, Prof. Dr. Rosari Saleh memperdalam ilmu fisikanya di Universitas Philipps, Marburg, Jerman.
Di sana, wanita yang akrab disapa, Oca itu mendalami salah satu cabang ilmu fisika yakni CMMP yang mempelajari sifat-sifat dari sekumpulan besar atom yang membentuk suatu materi, baik sintetik maupun alami.
Ia juga dipercaya menjadi guru besar dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI.
Didapuk sebagai guru besar bidang fisika pada 12 Juni 2013, Prof Dr. A. Harsono Soepardjo, M.Eng merupakan sosok fisikawan yang dikenal dengan penelitiannya di bidang energi tata surya.
Ia peunya harapan besar Indonesia tak lagi bergantung pada sumber energi fosil yakni menggantinya dengan energi baru dan terbarukan seperti energi geothermal, air, biomassa, angin, mikrohidro, samudera, dan energi surya.
Sebagai seorang fisikawan, Harsono Soepardjo ingin mengembangkan ilmu fisika yang dapat diterapkan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Halaman Selanjutnya
Halaman