"Mengacu data BPS, tahun 2017 neraca perdagangan durian defisit. Ekspornya hanya 240 ton sementara impor lebih besar mencapai 764 ton sehingga defisit 524 ton. Tapi ekspor durian Januari-September 2018 melonjak 1.084 ton, impor hanya 351 ton. Artinya surplus 733 ton. Ini capaian yang membanggakan," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi dalam keterangan tertulis, Senin (26/11/2018).
Pencapaian itu, kata Suwandi, tak lepas dari upaya Kementan dalam meningkatkan volume ekspor dan mendorong investasi. Salah satu caranya adalah dengan mengubah sistem dan regulasi yang mempermudah serta mempercepat pengurusan izin investasi dan ekspor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk mempermudah izin ekspor, Kementan telah menerapkan sistem OSS (Online Single Submission). Regulasi direvisi, di antaranya Permentan 29 tahun 2018. Semula mengurus izin ekspor tanaman hias dan benih hortikultura butuh waktu 8 hari sekarang menjadi 3 jam untuk dokumen yang sudah clear and clean," sebut Suwandi.
Suwandi mengatakan durian asal Indonesia telah menembus banyak negara di Asia, Eropa dan Australia. "Ekspor durian telah merambah pasar Hongkong, Thailand, Vietnam, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Belanda dan Australia," sebutnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, jumlah pohon durian di tahun 2017 ada sebanyak 8,2 juta pohon dengan produksi sebesar 795 ribu ton. Dalam meningkatkan produksi durian, pihaknya menggelontorkan bantuan benih dan membangun kawasan durian.
Di tahun 2017, jumlah bantuan bibit mencapai 112.000 batang dan tahun 2018 sebanyak 211.000 batang. Di 2018, pihaknya juga membangun kawasan durian seluas 5.000 hektar serta penanganan hulu-hilir hingga promosi dan kontes durian.
"Durian saat ini sedang musim panen di beberapa daerah sentra yang berlangsung pada November hingga April. Cita rasa durian lokal lebih enak dan harga terjangkau. Artinya, durian tidak hanya diminati dalam negeri, kami optimis di tahun 2018 ini volume ekspor durian semakin naik," tuturnya.
Perlu diketahui, jenis durian lokal yang memiliki cita rasa yang tidak kalah dengan durian negara-negara tetangga yakni durian Pelangi Papua, Srombut Kalimantan, durian Merah Banyuwangi, Tembaga, Si Mas Sunan dan Petruk. Indonesia pun memiliki durian Lay, bawor, Romo Banyumas dan lainnya.
"Ada juga durian Bawor di Banyumas, rata rata 100 buah per pohon, berat 2 hingga 3 kg per buah. Harga di petani Rp 45 ribu per kg dan di eceran Rp 65 ribu per kg," ungkap Suwandi.
"Kemudian durian varietas madu racun di Desa Jorong Lurah Nan Tigo, Kecamatan Selayo, Solok, Sumatera Barat, bisa 800 buah per pohon, berat 5 hingga 8 kg per buah akan dipanen Januari 2019," pungkasnya.
Tonton juga 'Cerita Lengkap 'Heboh' Durian 3 Ton di Pesawat Versi Penumpang':