Minyak mentah jenis Brent saat ini berada di level US$ 59,20 per barel naik 40 sen atau 0,7%. Sementara, West Texas Intermediate (WTI) naik 16 sen atau 0,3% menjadi US$ 50,58 per barel.
Analis Keuangan Independen dari Australia, Greg McKenna mengatakan, ada tekanan pada harga minyak mentah. Tekanan muncul karena adanya lonjakan pasokan serta melambatnya permintaan minyak mentah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun 2018 menandai akhir dari membaiknya pasar keuangan Asia dalam 10 tahun karena pengetatan kondisi keuangan di Asia (terutama China)," kata Morgan Stanley dalam sebuah catatan yang dikutip dari CNBC, Senin (26/11/2018).
Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap sebagian besar mata uang dunia juga memberikan tekanan pada harga minyak. Penguatan yang dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga acuan ini membuat investor keluar dari mata uang lain dan juga aset seperti minyak. Sebab, investor memandang adanya risiko yang lebih besar dari Greenback.
"Apa pun yang berdenominasi terhadap dolar AS berada di bawah tekanan sekarang," kata McKenna.
Sementara, JP Morgan menyatakan, perang dagang antara AS dan China memberikan pengaruh tersendiri. Sebab, perang dagang memberikan pengaruh pada ekonomi secara global.
"Perang dagang AS-China menimbulkan risiko penurunan karena kami memperkirakan AS akan memberlakukan tarif 25% pada semua impor China pada kuartal I-2019," kata JP Morgan.
Lalu kapan harga BBM akan turun? Klik untuk halaman selanjutnya.