11th Coworking Space di 568-580 Collins St, Melbourne, Australia, siap memberi arahan dan sejumlah pemodalan bagi para pihak yang mencoba berbisnis. Coworking space ini dikelola CEO Navanti, Ivan Tandyo. Pria yang asal Jakarta itu memberi penjelasan tentang 11th Coworking Space.
"Jadi memang ini jadi tempat penggodokan business, ide dan kreativitas. Siapa pun sekarang bisa melakukan itu bersama dengan kita. Banyak orang-orang nggak berani bisnis, gara-gara ada kita mungkin mereka jadi berani," kata Ivan di Melbourne, Australia, Selasa (27/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Dengan adanya the 11th, ada yang gandeng tangan mereka, mereka nggak terlalu ngambil risiko terlalu banyak karena kita bareng dengan mereka. Mereka nggak jalan buta," imbuhnya.
Ivan membeberkan alasan dia dan rekannya mendirikan coworking space itu. Dia lantas menceritakan pengalamannya selama 11 tahun dalam dunia bisnis.
"Kenapa kita bisa ngelakuin ini? Kita nggak bisa cuma sotoy dalam arti tiba-tiba mau ngelakuin ini. Tapi karena kita udah ngejalanin selama 11 tahun, makanya namanya juga The 11th. Karena 10 tahun terakhir ini memang kerjaan kita, bisnis kita berinvestasi di bisnis-bisnis lain. Jadi kita company yang invest di bisnis lain," sebut dia.
Bisnis yang dilakukan Ivan cs adalah berinvestasi di beberapa industri. Hasilnya, industri-industri itu disebutnya berhasil tumbuh.
"Kita grooming, ada yang dari kecil sekarang mereka kantornya 9, ada yang dari 0 sekarang sudah punya staf 50 lebih di Australia. Kita punya manufacturing company, kita joint partnership dengan orang Australia," jelasnya.
![]() |
Joint partnership itu, salah satunya, dilakukan Ivan dengan perusahaan penyedia alat-alat dapur dj Australia. Selain itu, Ivan banyak berinvestasi di industri properti.
Ivan mengaku sangat menguasai bisnis properti. Seperti apa pengalamannya di dunia properti?
"Ini salah satu permainan kita yang paling kita savy, paling kita kuasai karena awalnya kita bikin investment house yang ngebantu orang Indonesia untuk berinvestasi di Australia. Itu sudah 11 tahun kita bikin. Waktu itu orang Indonesia belum ada yang ngerjain itu di Australia. Saya duluan yang masuk. Wah, responsnya luar biasa dan konsepnya juga tepat kan. Orang Indonesia nggak mau repot kan," tutur Ivan.
Kesuksesannya bukan instan. Ivan pernah terpuruk di Australia saat berbisnis restoran. Bisnis properti disebutnya memang menjadi titik baliknya.
"Xynergy itu yang saya bilang dari nol terus kantornya sudah 9 sekarang. Ya, itu yang saya bilang awal yang saya menjadi spearhead, waktu saya rebound dari abis jatoh di makanan, terus saya bikin, saya bilang one stop solution buat orang Indonesia invest, itu Xynergy," sebut Ivan.
Berinvestasi bukan hanya berdiam diri, itj prinsip Ivan. Mereka juga ikut cawe-cawe di perusahaan yang diinvestasikan.
"Jadi kita bukan passive investor. Kita masuk kita take control the management," jelas dia.
Ivan mengaku kerap berbicara di depan umum, terutama forum yang membahas enterpreneurship. Di situ dia mendengar aspirasi dari masyarakat Indonesia yang ingin mencoba berbisnis di Australia.
![]() |
Permasalahan mental dan kepercayaan diri disebutnya jadi hambatan para calon pebisnis tersebut. Niat ingin membantu, dia dan rekannya mendirikan 11th Coworking Space.
"Kita buka nih 11th Space. 11th Space bukan sekadar coworking space, tapi inkubator bisnis. Saya bilang bisnis farming. Jadi siapa yang masuk ke sini mungkin majority orang-orang yang kita investasi," tuturnya.
11th Coworking Space belum resmi dibuka. Namun, dia telah membidik sejumlah perusahaan untuk dijadikan anak perusahaannya.
"Kita udah di-line up berapa banyak bisnis yang udah kita targetin bakal kita boyong ke sini. Bakal jadi anak perusahaan kita tapi kita juga grooming mereka. Kita sediain network-nya, funding-nya, account-nya, finance-nya, business modeling semuanya deh, end to end. 40 perusahan kita incar tapi harus pemetaan. Biasanya bisnis yang kita ambil bisa kita colokin di network saya." tegas Ivan.
Coworking space itu akan dibuka Januari tahun depan. Namun, tim inti akan masuk minggu depan di Melbourne Australia.
Ivan mengatakan, 11th Coworking Space mendapat dukungan baik dari pemerintah Indonesia dan Australia. Salah satu dukungan datang dari Kepala Bekraf Triawan Munaf.
"Saya ketemu Pak Triawan Munaf di Jakarta dan mereka semua setuju. 'Coba ini dijadiin gateway, dijadiin gerbang untuk antara Australia sama Indonesia'. Setiap kali ada startup, kalau anglenya Pak Triawan, Bekraf kan, ada startup Indonesia yang mau masuk Australia, lewat sini. Intinya kita di sini sediain end to end services sehingga any startup yang lagi mau bertumbuh atau scale up, grown up kita bantuin," pungkas Ivan. (gbr/hns)