Menurut Buwas saat ini pihaknya belum merealisasi izin impor sebesar 100.000 ton yang diberikan oleh Kementerian Perdagangan. Pasalnya, ia masih perlu menghitung saksama kebutuhan jagung agar tidak bentrok dengan masa panen.
"Maka kita sedang berhitung betul berapa sih sebenarnya kebutuhan yang rill sampai masa panen berikutnya. Sehingga begitu kita impor kita tidak akan mengganggu daripada produksi jagung yang akan dihasilkan oleh para petani jagung," jelas dia di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (26/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, realisasi tersebut akan ia gunakan untuk negara importir terdekat dengan Indonesia. Agar tidak berdekatan dengan masa panen.
"Kita sementara upayakan negara terdekat. Umpama kita lihat ada nggak stok jagung umpama Malaysia tetangga kita berapa produksi jagung berapa banyak yang bisa kita beli. Itu yang kita dulukan. Sehingga ada kecepatan waktu (impor)," terang dia.
Baca juga: Darmin Panggil Buwas Rapat soal Pangan |
Sementara itu, ia memastikan akan segera menyelesaikan perhitungan kebutuhan jagung.
"Ya itu saja yang kita rillkan dulu. Sisanya kalau waktunya tepat. Seandainya dari 100.000 ton yang rill hanya 50.000 ya kita ambil 50.000. Kalau izinnya 100.00 nggak harus kita habisin 100.000," tutup dia.
Tonton juga 'Mentan dan Buwas Diceletuki Pedagang soal Mahalnya Harga Beras':
(dna/dna)