Kepada detikFinance, Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, perusahaan saat ini tengah melakukan hilirisasi. Ada dua proyek yang disiapkan oleh PTBA yang bekerja sama dengan sejumlah mitra.
Proyek pertama, jelas Arviyan, ialah proyek gasifikasi yakni mengubah batu bara menjadi gas dimetyl ether (DME) di Peranap, Riau. Proyek ini menghasilkan produk gas DME sebanyak 1 juta ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proyek ini kita rencanakan di Peranap, kalau ini selesai kita harapkan akan memproduksi 1 juta ton DME. Kan Indonesia perlu impor 70% (LPG) dari kebutuhan kita 4 juta ton, paling tidak bisa diambil dari batubara ini," kata dia, Kamis (29/8/2018).
Dia melanjutkan, untuk proyek ini, ketiga pihak akan membentuk perusahaan patungan (joint venture). Namun, untuk porsi kepemilikan serta nilai investasi dia belum bisa menyebutkan.
"Sekarang kita akan segera membuat JV dengan dia, dari Pertamina, PTBA dan Air Products," ujar dia.
Proyek kedua berada di Tanjung Enim. Senada dengan proyek di Peranap, proyek Tanjung Enim akan groundbreaking pada kuartal I 2019. Dia menerangkan, proyek ini melibatkan beberapa pihak yakni PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Chandra Asri Petrochemical. Pada proyek hilirisasi ini, akan ada sejumlah produk yang dihasilkan.
"Di Tanjung Enim, kita kerjasama 3 perusahaan, Pertamina, Pupuk Indonesia dan Chandra Asri untuk membuat hilirisasi juga. Batu bara menjadi gas, dari gas itu kita pisah lagi bisa jadi DME, metanol, pupuk, polipropilin, petrochemical produk yang dipakai Chandra Asri," ungkapnya.
Arviyan juga belum menyebut nilai investasinya. Meski demikian, kedua proyek ini akan memakan waktu sekitar 2 hingga 3 tahun.
"24 bulan sampai 3 tahun," tutupnya. (zlf/zlf)