Awalnya pemerintah menetapkan pengerjaan proyek di kilometer (Km) 11-17 dihentikan sementara, namun kebijakan itu diubah menjadi proyek di tol Japek digarap bergiliran.
Bisakah kebijakan tersebut menekan kemacetan parah di tol Japek? Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Bidang Distribusi dan Logistik Kyatmaja Lookman menjelaskan meski dibuat bergiliran, kepadatan arus lalu lintas di Tol Japek masih bisa terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan pemerintah perlu membuat rekayasa pintu tol, Jika tidak maka truk-truk yang mau masuk tol Japek akan menumpuk di pintu tol.
"Kalau truk numpuk di dalam itu nggak mungkin bisa di kendalikan traffic-nya. Kemudian dengan adanya rekayasa jam operasional proyek itu bisa membantu memang. Sedikit membantu tapi tetap saja di waktu waktu tertentu tetap macet," papar dia.
Dia menambahkan pembangunan tol japek layang Cikampek membuat pengurangan lajur di sisi kiri dan kanan sehingga jalan menyempit..
"Nah pengurangan lajur ini lah yang menyebabkan bottleneck (jalan yang menyempit) jadi simpul kemacetan dengan adanya pengurangan-pengurangan lajur ini," kata dia. (hns/hns)