Ketua satuan tugas waspada investasi Tongam L Tobing mengatakan investasi bodong berkedok koperasi masih banyak di Indonesia.
Hal ini terjadi karena masih banyaknya masyarakat mudah tergiur dengan iming-iming bunga yang tinggi. Tongam mencontohkan seperti Koperasi Pandawa yang korbannya mencapai ribuan orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Koperasi Pandawa di sebuah wilayah di Indonesia Timur ada koperasi di sebuah gereja Katolik. Koperasi abal-abal itu mengimingi jemaah gereja dengan bunga simpanan 12%.
"Juga terjadi di Gereja Katolik di NTT, mereka himpun dana dan bisa memberikan bunga 12%. Mereka menghimpun dana tanpa batas, padahal kalau dilihat potensi penyaluran dana di sana kan tidak terlalu tinggi. Itu hanya membuat pengurus menjadi kaya, abis himpun mereka pergi," jelas dia.
Jadi masyarakat diminta untuk berhati-hati jangan sampai tergiur dengan koperasi yang menjanjikan bunga tersebut. Pasalnya, tidak ada investasi yang memberikan imbal hasil yang sangat tinggi dalam waktu cepat. Selain itu, selalu perhatikan badan hukum koperasi hingga mencari latar belakang koperasi.
Deputi Bidang Pengawasan Kemenkop & UKM Suparno menjelaskan saat ini koperasi memang masih memiliki sejumlah tantangan. Mulai dari kelembagaan koperasi, izin usaha, perubahan anggaran dasar karena koperasi tidak menggelar rapat anggota tahunan (RAT).
Selain itu juga ada kasus investasi bodong yang berkedok koperasi. Kemudian koperasi simpan pinjam (KSP) yang melayani bukan anggota, tetapi menggunakan nama nasabah dengan memberikan bunga tinggi. Ada juga masalah pembukaan kantor cabang hingga koperasi yang dipailitkan oleh anggota.
Tonton juga 'Nurdin Halid Ajak 26 Juta Insan Koperasi Dukung Jokowi':