Puluhan sepeda motor aparat desa maupun warga petani, beriringan membawa Amran dan rombongan ke lokasi optimasi lahan sawah pasang surut. Menurut salah satu pengemudi sepeda motor, mayoritas penghuni desa ini merupakan transmigran dari Jawa Tengah yang datang di era tahun 80 silam.
Setiba di lokasi, Amran melihat pekerjaan optimasi lahan yang baru saja menggali aliran irigasi. Saluran ini dibuat untuk mengontrol kebutuhan air di lahan, yang kelebihan air saat pasang dan kekurangan air saat surut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amran memang menyampaikan Kementerian Pertanian (Kementan) sudah mengirim sebanyak 20 escavator dari Jakarta, untuk mengerjakan optimasi lahan di Desa Telang Rejo. Escavator senilai Rp 3 miliar per unit itu, diperkirakan akan tiba dalam 2 pekan ke depan.
"Ini akan besar-besaran, kita akan buat pertanian modern di sini. Tolong masyarakat kami titip alat ini, karena Banyuasin menjadi prioritas se-Indonesia. Ada dua selatan yang jadi prioritas, Kalsel dan Sumsel," kata Amran.
Amran menugaskan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Sumarjo Gatot Irianto, untuk mengawasi proyek percontohan seluas 200 ribu hektar di Kab. Banyuasin.
"Saya akan menginap di rumah Kepala Desa. Tolong Kepala Dinas Pertanian Prov. Sumsel juga turun ke lapangan, saya saja menginap. Kita mau ini berhasil. Harus berhasil," tegas Gatot.
Amran sendiri sudah beberapa kali datang ke Kabupaten Banyuasin. Di antaranya untuk menghadiri panen raya, dan kini untuk mengawal proyek optimasi lahan persawahan di rawa pasang surut.
"Kami sudah 3 kali datang ke sini. Ternyata enak naik motor daripada naik heli," katanya yang disambut riuh tepuk tangan warga.
Warga Menanti Optimasi Lahan
Maryono, seorang petani transmigran asal Jawa Tengah bercerita memiliki 4,5 hektar lahan sawah di lokasi yang terpisah-pisah. Salah satu lokasi berada di area optimasi lahan yang tengah digarap Kementan bekerja sama dengan Pemprov Sumsel dan warga petani.
Bersama beberapa petani ia sudah melakukan ujicoba panen 3 kali setahun. Dua kali padi, sekali jagung. Namun hasil panennya belum maksimal.
"Mudah-mudahkan dengan pengaturan irigasi yang lebih baik, hasilnya lebih baik lagi," ujarnya penuh harap.
Sementara Sumarno, petani lainnya mengaku lahannya tidak termasuk dalam area percontohan optimasi. Menurutnya petani di Desa Telang Rejo berharap pengaturan irigasi dan pertanian modern juga akan dilakukan di semua lahan.
"Ini kan percontohan. Katanya kalau berhasil kan dibuat di semua lahan. Semua petani berharap begitu. Cita-citanya kan Banyuasin jadi salah satu lumbung pangan", pungkas transmigran asal Kab. Wonosobo, Jawa Tengah ini.
Untuk tahap awal, proyek optimasi lahan rawa pasang surut dalam program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) akan difasilitasi Pemerintah pusat. Dirjen Tanaman Pangan Kementan Sumarjo Gatot Irianto menyampaikan, dukungan diberikan untuk tahun pertama.
Setelah itu bertahap dikelola secara mandiri melalui mekanisme usaha bersama kelompok petani dan gabungan kelompok petani. Kemudian di tahun berikutnya terus bertransformasi menjadi korporasi.
"Pengembangan usaha bersama Poktan/gapoktan dengan skala 5 ribu hektar ini, adalah cikal bakal menjadi PT sehingga dikelola secara profesional," ujar Gatot.
Fasilitas yang diberikan di antaranya berupa escavator besar dan kecil, traktor roda empat, RMU (mesin penggiling padi), pompa air untuk irigasi, benih, pupuk, dan lain-lain.
"Pemerintah daerah tinggal siapkan sedikit saja. Bahan bakar untuk Alsintan dan alat berat, operator, dan narik listrik untuk menghidupkan pompa. Pompanya dari kami. Modalnya sedikit listrik, operator," tegas Gatot lagi.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menegaskan menerima program Serasi sebagai program yang akan segera menjadi solusi untuk menekan angka kemiskinan di Provinsi yang dipimpinnya. Menurut data BPS Provinsi Sumsel, angka kemiskinan di Sumsel saat ini 13,10%. Sementara angka kemiskinan nasional hanya satu digit.
"Hari ini kita mendapatkan berkah luar biasa. Tapi ini menjadi sia-sia kalau tidak ada komitmen. Komitmen menjadi sia-sia kalau tidak ada ahli yang mengawal", ujar Herman. (idr/hns)