Perakit iPhone Mau Pindahkan Pabrik ke RI

Perakit iPhone Mau Pindahkan Pabrik ke RI

Achmad Dwiafiryadi - detikFinance
Sabtu, 08 Des 2018 08:32 WIB
Perakit iPhone Mau Pindahkan Pabrik ke RI
Jakarta - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China memberi berkah tersendiri bagi Indonesia. Dari perang dagang, Indonesia mendapat limpahan investasi asing.

Perusahaan yang akan berinvestasi ke Indonesia salah satunya Pegatron. Perusahaan asal Taiwan ini akan mengalihkan sebagian produksinya dari China ke Indonesia.

Pegatron merupakan salah satu perusahan elektronik ternama. Sebab, ia merupakan perakit komponen iPhone.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut berita selengkapnya seperti dirangkum detikFinance:
Mengutip Nikkei, Jumat (7/12/2018), Pegatron akan mengalihkan sebagian produksinya dari China karena imbas perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Perusahaan akan mengalihkan produksi non-iPhone yang terkena tarif AS ke sebuah pabrik yang di sewa di Batam dalam enam bulan ke depan.

Salah seorang sumber menyatakan, investasi ini akan dimulai bulan depan dan diperkirakan produksi penuh pada pertengahan tahun 2019.

Keputusan Pegatron untuk mengalihkan sebagian produksinya keluar dari China tidak berubah meski dua negara AS dan China memutuskan untuk 'gencatan senjata'.

"Pertemuan Trump-Xi tidak akan mempengaruhi langkah strategi Pegatron," kata sumber tersebut.

Lebih lanjut, Pegatron menyatakan akan melihat semua kemungkinan. Tapi, enggan berkomentar lebih lanjut.

Pemerintah sendiri tengah melobi agar Pegatron merakit komponen di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pabrikan asal Taiwan ini tengah mempertimbangkan masalah perizinan. Luhut meyakinkan, perizinan di Indonesia tidak akan dipersulit.

"Itu dia ragu-ragu invest karena takut masalah izin-mengizin. Terus saya jawab, semua izin kita urusin, pokok ya kamu investasi di sini, sepanjang kamu ikutin semua aturan-aturan yang ada," kata Luhut.

Masih dalam sumber yang sama, pabrikan Taiwan akan mengalihkan produksi non-iPhone yang terkena tarif AS atas ekspor China. Seperti diketahui, kedua negara telibat perang dagang pengenaan tarif tinggi atas impor dari masing-masing negara. Sehingga, Pegatron memindahkan basis produksi non-iPhone untuk menghindari tarif tinggi saat produk diekspor ke AS.

Sumber Nikei menyatakan, langkah Pegatron mengalihkan produksinya karena tekanan yang semakin besar dari perang dagang. Perang dagang membuat produsen terhimpit karena meningkatnya upah dan berkurangnya tenaga kerja.

Keputusan untuk pindah ini tak berubah meski kedua negara memutuskan 'gencatan senjata' dalam pertemuan G20.

"Pertemuan Trump-Xi tidak akan mempengaruhi langkah Pegatron," katanya.

Chairman Pegatron Tung Tzu-hsien baru-baru ini juga mengatakan, perusahaan tengah meningkatkan kapasitas produksinya di Taiwan Utara, Taoyuan untuk memenuhi permintaan yang kuat pada produk yang terkena dampak tarif.

Pegatron awalnya juga mengkaji Vietnam sebagai lokasi manufaktur. Negara ini memiliki rantai pasok elektronik yang berkembang berkat beroperasinya perakitan ponsel pintar Samsung Electronics.

Namun, Batam menjadi lebih menjanjikan karena investasi di sana lebih cepat berkembang.

"Tapi investasi di Pulau Batam lebih cepat dari tempat lain," kata seorang sumber yang tahu betul soal rencana ini.

Pulau Batam berdekatan dengan Singapura. Lokasinya hanya sekitar 20 km dari wilayah tersebut. Batam juga bagian dari zona perdagangan bebas yang menghubungkan Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Investasi yang dilakukan Pegatron akan menyerap tenaga kerja. Tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 10.000 pekerja.

"Pegatron akan menyewa pabrik yang dapat mempekerjakan 8.000 hingga 10.000 pekerja," demikian laporan Nikkei seperti dikutip detikFinance.

Perusahaan tidak membangun pabrik baru dengan pertimbangan agar bisa memproduksi lebih cepat.

"Ini akan memungkinkan grup untuk memindahkan peralatan dari China lebih cepat," kata sumber Nikkei.

Pabrik tersebut akan memproduksi produk non-iPhone. Sebab, perang dagang membuat produk-produk non-iPhone yang diekspor ke AS dikenakan tarif.

Untuk itu, perusahaan mencari wilayah lain untuk mengantisipasi tarif dengan relokasi produksi seperti Indonesia.

Kondisi perusahaan ini juga semakin sulit lantaran dihadapkan dengan masalah tenaga kerja.

"Selama musim puncak antara September dan November setiap tahun, Pegatron, bersama dengan anak perusahaannya membutuhkan lebih dari 200.000 pekerja setiap tahun. Menjadi semakin sulit untuk menemukan pekerja ini, mengingat tingginya penggantian staf dan persaingan sengit antara produsen elektronik untuk tenaga kerja," terang laporan Nikkei.

PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) akan menjadi perusahaan lokal yang diajak kerjasama oleh Pegatron, perusahaan perakit iPhone asal Taiwan. Pegatron sendiri akan mengembangkan usahanya di Batam.

Sat Nusapersada merupakan perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga, tak sulit mencari informasi mengenai perusahaan ini.

Dari data RTI, Jumat (7/12/2018), Sat Nusapersada merupakan perusahaan yang bergerak di industri perakitan elektronik. Alamat perusahaan berada di Jalan Pelita VI Nomor 99, Batam.

Perusahaan melepas saham ke publik pada 8 November 2007. Hingga 30 November 2018, porsi pemegang saham perusahaan yakni, Abidin dengan kepemilikan saham 1,17 miliar saham atau setara 66,47%, Inditeck Technology Hong Kong 177,14 juta saham atau 10%, PT Sat Nusapersada Tbk 177,14 juta saham atau 10 persen, dan publik 239,65 juta atau sebesar 13,53%.

Hingga 30 Juni 2018, tercatat Komisaris Utama Sat Nusapersada Megawati dan Direktur Utama Abidin.

Pada September 2018, aset perusahaan sebesar Rp 4,83 triliun, liabilitas sebesar Rp 3,82 triliun, dan ekuitas Rp 1,01 triliun. Sat Nusapersada meraup pendapat bersih sebesar Rp 158,23 miliar.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan bertemu dengan Pegatron, perakit iPhone asal Taiwan pekan depan. Pertemuan ini merupakan rangkaian acara 5th Joint Committee on Trade and Investment (JCTI) yang terselanggara pada 10 Desember 2018 di Yilan, Taiwan.

Kepala Bidang Industri Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Syahroni Ahmad mengatakan, dalam pertemuan pemerintah juga akan mengonfirmasi rencana Pegatron ke Indonesia.

"Minggu depan kami bersama dengan delegasi Kementerian Perindustrian akan menemui mereka di kantor headquarters Pegatron di Beitou District, Taipei," kata dia kepada detikFinance, Jumat (7/12/2018).

"Untuk rencana produksi dan kisaran nilai investasinya, akan kami konfirmasikan pada pertemuan dengan Pegatron minggu depan," tambah dia.

Syahroni menuturkan, Pegatron sebelumnya telah menyatakan minat untuk investasi di Indonesia. Pihak Pegatron telah menanyakan lokasi yang cocok untuk menanam modal.

"Pegatron telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Batam. Mereka telah berbicara dengan kami di Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei pada tanggal 12 November 2018 lalu untuk menanyakan lokasi kawasan industri yang cocok untuk mereka," jelasnya.

Syahroni bilang, salah satu alasan Pegatron investasi ke Indonesia ialah mengikuti jejak sukses perusahaan lain asal Taiwan.

"Mereka sementara ini pilih Batam karena tertarik dengan kesuksesan teman mereka di Batam," tutupnya.

Hide Ads